BACAPESAN – Alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI harus selalu dalam keadaan siap pakai. Karena itu, Resimen Kavaleri 2 Marinir melakukan uji fungsi amunisi tank jenis HESH-T atau High Explosive Squash Head Tracker pada tank amfibi yang mereka miliki. Hasilnya, tank amfibi tersebut berhasil menembakan amunisi dengan kaliber 90 milimeter tersebut.
Komandan Resimen Kavaleri 2 Marinir Kolonel Mar La Ode Jimmy Herizal Rahman menyampaikan hal itu dalam keterangan resmi yang diterima oleh JawaPos.com pada Sabtu (12/10). Perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu menyampaikan bahwa uji tembak tank amfibi tersebut dilakukan di Pusat Latihan Tempur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur pada Jumat (11/10).
Melalui uji fungsi tersebut, tank amfibi Korps Marinir menembakkan amunisi dengan sasaran baja setebal delapan milimeter. Jarak tembakan sejauh 1.000 meter – 2.000 meter.
”Uji fungsi melibatkan personel berkompeten di bidangnya, termasuk instrumentasi alat uji yang diawaki personel Laboratorium Induk Senjata Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL,” kata keterangan resmi tersebut.
Dalam uji fungsi tembak yang disaksikan langsung oleh Inspektur Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Tri Subandiyana tersebut. Kasilabsenum Labinsen Dislitbangal Letkol Laut (E) Ali Mashudi sempat memaparkan kesiapan pelaksanaan uji fungsi dan paparan tentang spesifikasi teknis amunisi. Dia menyampaikan bahwa uji amunisi HESH-T merupakan momentum penting.
”Semoga dengan pengujian ini dapat memperkuat alutsista TNI AL, khususnya tank amfibi, menambah daya tembak dan daya gempur yang tinggi,” harapnya.
Uji fungsi tembak itu dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan tempur alutsista yang dimiliki oleh para prajurit petarung Korps Marinir. Khususnya Tank Amfibi PT-76. Uji fungsi tersebut dilakukan dengan serangkaian tes. Termasuk diantaranya tes untuk mengukur akurasi tembakan, jarak tembak efektif, dan kekuatan penetrasi amunisi yang diuji tembak. (JP)