Kapolda Yudhiawan Silaturahmi ke PW Muhammadiyah Sulsel

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel) Yudhiawan menyambangi kantor Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulsel, Rabu, 16 Oktober 2024. Ia dan rombongan tiba kisaran pukul 15.30 WITA dan mendapatkan sambutan hangat dari jajaran Pimpinan Muhammadiyah, termasuk Ketua, Ambo Asse.

Diketahui, Yudhiawan baru saja menerima mandat sebagai Kapolda Sulsel. Karena itu, Ambo Asse menyampaikan selamat bertugas dan mengawal sejumlah persoalan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) yang ada di Sulsel.

“Selamat mengemban tugas di Sulawesi Selatan, semoga daerah kita tambah aman dan jujur menjelang Pilkada. Kita berharap di Pilkada nantinya lahir pemimpin baru yang amanah serta hadir untuk semua kalangan,” ujar Ambo Asse mengawali pembicaraan.

Setelah itu, Ambo Asse memaparkan sejumlah amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang aktif dan sedang dikelola saat ini. Mulai dari institusi pendidikan hingga lembaga sosial.

Selain itu, ia juga menyebut tujuh Ortom (organisasi otonom) yang selama ini berperan penting dalam mencetak kader penerus Persyarikatan.

“Di Sulawesi Selatan ini kita punya 14 perguruan tinggi. Sepuluh berstatus Universitas, tiga Institut dan satu Politeknik. Sementara kita punya 23 pesantren, dan kurang lebih 300 sekolah, mulai dari SD, SMP, dan SMA. Muhammadiyah Sulsel juga membina Panti Asuhan yang tersebar hampir di semua daerah. Muhammadiyah Sulsel ini dibantu oleh tujuh Ortom, ada Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Hizbul Wathan,” papar Ambo.

Ia juga menjelaskan kepada jajaran Polda Sulsel yang hadir jika unsur Pimpinan Muhammadiyah Sulsel tak selamanya berkantor di tempat itu. Namun, Ambo Asse menyebut ada staf atau karyawan PWM yang berkantor setiap hari. Sehingga, jika pihak Polda Sulsel membutuhkan informasi atau hal lainnya, bisa datang langsung ke tempat itu.

“Kalau di kantor, di sini setiap hari ada staf, yang standby. Pimpinan baru bisa datang semua kalau hari Rabu, karena memang jadwalnya berkumpul,” tutur Ambo.

Di kesempatan yang sama, Ambo juga menegaskan Muhammadiyah bertugas mengedukasi masyarakat dengan mengutamakan politik nilai. Hal itu, kata dia, adalah mengedepankan prinsip kejujuran dan keadilan kadernya dalam memilih calon pemimpin, termasuk di hajatan Pilpres dan Pilkada lima tahunan.

“Soal sikap politik Muhammadiyah, kita bisa membaca rangkaian pernyataan Pimpinan Pusat, jadi tidak ada pimpinan yang berpolitik praktis, jadi jika ada yang berkeinginan untuk terlibat, maka akan diminta untuk istirahat dari struktural, istilahnya mengundurkan diri,” kata Ambo.

Dalam hal pengamalan agama, Ambo Asse menyebut Muhammadiyah tak menjadikan mazhab tertentu sebagai pegangan dalam mengamalkan ibadah. Namun membuka ruang untuk mengambil pendapat yang paling kuat dan relevan dari berbagai mazhab dalam menjalankan ibadah keseharian.

Menurut Ambo, hal itu perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat agar tak menyalahpahami corak gerakan dan model dakwah Muhammadiyah.

“Dalam hal mazhab, kita di Muhammadiyah tidak bermazhab, tapi bukan berarti anti mazhab. Prinsipnya wasatiyyah, tidak ekstrim kiri, tidak juga ekstrim kanan. Jadi semua pendapat diambil, dirajih, lalu diputuskan untuk mengambil yang paling kuat. Muhammadiyah dalam mengamalkan agama konsentrasi pada pencerdasan dan pencerahan, makanya institusi pendidikan banyak, majelis dan lembaga yang konsentrasi mengkaji agama juga ada. Jadi tidak ada lah itu yang mengancam di Muhammadiyah, yang radikal-radikal dan semacamnya, selama mengikuti aturan organisasi yang ada,” jelas dia.

  • Bagikan

Exit mobile version