Dana Kampanye Trump Gagal Salip Fulus Harris

  • Bagikan
Donald Trump dan Kamala Harris. Foto: INDEPENDENT

BACAPESAN – Kurang dari tiga pekan menuju Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), miliarder Elon Musk menyumbang uang sebesar 75 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik Donald Trump, Rabu (16/10/2024). Namun, sumbangan itu tak membuat dana tim Trump lebih banyak dibanding kubu Capres Demokrat Kamala Harris.

Data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum Federal (FEC) mengungkap, sumbangan itu diberikan Musk melalui American PAC, komite aksi politik yang dia didirikan untuk mendukung Trump kembali ke Gedung Putih.

Musk terang-terangan mendukung Trump sejak percobaan pembunuhan yang gagal terhadap sang mantan Presiden itu di Butler, Negara Bagian Pennsylvania, pada pertengahan Juli lalu. Orang terkaya di dunia itu satu panggung dengan Trump dalam kampanye tersebut.

Sejak saat itu, Musk telah bergabung dengan Trump dalam beberapa kampanye dan aktif mempromosikan Trump di platform media sosialnya, termasuk Twitter/X.

Menurut FEC, dana dari Musk itu dikumpulkan dalam rentang waktu Juli hingga September 2024. Selain pemilik Tesla dan SpaceX ini, pendonor utama PAC lainya adalah Miriam Adelson, tokoh Partai Republik keturunan Israel-Amerika bersama mendiang suaminya yang juga raja kasino, Sheldon Adelson. Keduanya mendonorkan sebesar 100 juta dolar AS (Rp 1,5 triliun).

Pewaris perusahaan kereta Timothy Mellon juga menjadi mega donor Partai Republik tahun ini. Dia menyumbang 125 juta dolar AS (Rp 1,9 triliun) kepada super PAC Make America Great Again.

Meski memiliki dana yang melimpah, America PAC menghadapi berbagai tantangan dalam operasionalnya. Beberapa vendor telah diberhentikan dan iklan yang direncanakan sempat ditunda.

Musk mengakui adanya masalah ini di media sosial, dengan menyatakan, “Maaf, banyak hal bodoh yang terjadi. Sedang berusaha memperbaiki.”

America PAC saat ini mengarahkan sebagian besar perhatian dan dananya untuk operasional mobilisasi pemilih di negara-negara bagian yang dianggap sebagai kunci yang dikenal juga dengan “swing states”. Yaitu, Negara Bagian Arizona, Georgia, Michigan, North Carolina, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin. (JP)

  • Bagikan