MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel Muhammad Arafah membuka kegiatan Belajar Bersama di Museum Karaeng Pattingalloang, Senin (21/10). Pesertanya, 500 siswa dari sepuluh SMA sederajat se Sulsel.
Adapun narasumber kegiatan, Dosen Arkeolog Unhas Yadi Mulyadi dan Erwin Mansyur Ugu Saraka serta BPK Wilayah XIX Andini Perdana.
Muhammad Arafah menyampaikan agenda ini dalam rangka meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap warisan budaya bangsa. Tak hanya itu, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena mengajak siswa mengenal kebudayaan mereka.
“Museum ini merupakan sarana dalam pengembangan budaya dan peradaban manusia. Selain itu sebagai wahana dengan peran strategis terhadap penguatan identitas masyarakat,” tukas Arafah.
Sambung Arafah, para ahli kebudayaan meletakan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya manusia ke publik.
“Ada tiga pilar utama permuseuman di Indonesia. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat kepribadian bangsa dan membangun ketahanan nasional dan wawasan nusantara,” jelasnya.
“Ketiga pilar ini merupakan landasan kegiatan operasional museum yang dibutuhkan di era globalisasi,” tambahnya.
Arafah menjelaskan, pada saat masyarakat mulai kehilangan orientasi akar budaya atau jati diri maka museum dapat memberikan inspirasi tentang hal-hal penting dari masa lalu yang harus diketahui untuk menuju ke masa depan. Sehingga, untuk menempatkan museum pada posisi sebenarnya yang strategis diperlukan gerakan bersama.
“Gerakan bersama itu dinamakan gerakan nasional cinta museum,” singkatnya.
Program Gerakan Cinta Museum ini, kata Mantan Kepala Dinas Perhubungan Sulsel itu, lewat belajar bersama di museum Karaeng Pattingalloang. Hal ini upaya memperkenalkan keberadaan museum sebagai salah satu museum di Sulsel.
“Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan museum Karaeng Pattingalloang tapi peserta akan diajak ke tempat lain,” tegasnya. (*)