PAREPPARE, BACAPESAN.COM – Sebuah skandal kampanye hitam terungkap di Kota Parepare menjelang pemilihan walikota.
Seorang oknum yang mengaku sebagai enumerator dari lembaga survei Institute Prilaku Sosial (IPS) tertangkap basah melakukan kampanye hitam terhadap salah satu calon walikota.
Jumardi, koordinator lembaga survei tersebut, mengakui bahwa kuesioner yang digunakan dalam survei dinilai menyudutkan Calon Walikota TSM dan menguntungkan pasangan calon lainnya.
Kuesioner tersebut memuat pertanyaan-pertanyaan sensitif terkait isu ijazah palsu, narkoba, dan dampak negatif jika TSM terpilih.
“Ada beberapa kuesioner yang kami tanyakan dan meminta tanggapan masyarakat, diantaranya isu soal ijazah palsu, persoalan narkoba dan sobis jika salah satu Paslon (TSM) menang,” ungkap Jumardi.
Jumardi mengaku datang ke Parepare bersama 10 rekannya yang merupakan mahasiswa dari salah satu universitas di Makassar. Ia dibayar Rp175.000 per hari dan telah berada di Parepare selama lima hari.
Menanggapi kejadian ini, Juru bicara TSM-MO, Fuad Ukkas, menyatakan kekecewaannya terhadap intrik kotor yang mencederai proses demokrasi di Kota Parepare.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih kritis dalam menerima informasi dan mempertanyakan legalitas lembaga surveinya, serta menelaah kuesioner yang digunakan.
“Kami sangat berharap bahwa oknum-oknum ini tidak diperalat oleh salah satu kandidat. Kami masih positif thinking bahwa semua kandidat punya komitmen untuk berkompetisi secara fair,” tegas Fuad.
Saat ini, Jumardi dan rekan-rekannya telah dipanggil oleh Gakkumdu di Kantor Bawaslu untuk klarifikasi.
Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada terhadap praktik kampanye hitam akan merusak dan mendegradasi kualitas pemilihan umum.(*)