JAKARTA, BACAPESAN – Harga emas keluaran logam mulia PT Aneka Tambang Tbk tercatat turun tipis sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 1.527.000 per gram, pada perdagangan awal pekan, Senin (28/10). Harga tersebut tercatat menjadi penurunan pertama pada pekan ini setelah mencapai rekor sebesar Rp 1.534.000 per gram, pada Sabtu, 26 Oktober.
Harga emas yang turun juga berlaku untuk harga penjualan kembali atau buyback emas Antam sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 1.377.000 per gram. Sehingga jika pemegang emas batangan Antam mau menjual koleksiannya pada hari ini, maka bisa dikenakan harga jual sebesar Rp 1.377.000 per gram.
Khusus untuk pemilik emas batangan yang telah dibeli sejak Januari tahun 2020, maka harga jual yang diperoleh cukup menguntungkan alias cuan. Pasalnya, harga emas pada 20 Januari 2020 berada di level Rp 778.800 per gram.
Harga emas keluaran logam mulia PT Aneka Tambang Tbk tercatat turun tipis sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 1.527.000 per gram, pada perdagangan awal pekan, Senin (28/10). Harga tersebut tercatat menjadi penurunan pertama pada pekan ini setelah mencapai rekor sebesar Rp 1.534.000 per gram, pada Sabtu (26/10).
Harga emas yang turun juga berlaku untuk harga penjualan kembali atau buyback emas Antam sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 1.377.000 per gram. Sehingga jika pemegang emas batangan Antam mau menjual koleksiannya pada hari ini, maka bisa dikenakan harga jual sebesar Rp 1.377.000 per gram.
Khusus untuk pemilik emas batangan yang telah dibeli sejak Januari tahun 2020, maka harga jual yang diperoleh cukup menguntungkan alias cuan. Pasalnya, harga emas pada 20 Januari 2020 berada di level Rp 778.800 per gram.
Di sisi lain, mengutip Reuters, harga emas dunia turun pada hari Senin (28/10) karena dolar AS menguat, sementara investor menunggu data ekonomi AS untuk wawasan baru tentang jalur kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga emas spot turun 0,5 persen menjadi USD 2.733,01 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 2.745,5.
Indeks dolar (.DXY) naik 0,2 persen, menuju bulan terbaiknya sejak April 2022. Dolar yang lebih kuat membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. (JP)