MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Debat Terbuka Pilkada Gowa 2024 yang digelar KPU di Hotel Harper, Makassar, Selasa (29/10/2024) malam, menyuguhkan momen menarik antara pasangan calon bupati-wakil bupati Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai) dan Amir Uskara-Irawati (Aurama).
Salah satu topik yang mencuri perhatian adalah saat Amir Uskara menanyakan soal muatan lokal dalam pendidikan, terutama terkait pengajaran aksara Lontara dalam program pendidikan berbasis teknologi yang digagas Hati Damai.
Seakan ingin menyudutkan karena Hati Damai tidak memasukkan program itu, Aurama justru dibuat “kecele” sendiri begitu mengetahui jawaban meyakinkan Hati Damai.
Husniah Talenrang dengan tegas memaparkan program pendidikan yang digagasnya. Menurutnya, pengembangan pendidikan berbasis teknologi yang diintegrasikan dengan kurikulum budaya lokal sangat penting untuk memastikan anak-anak di Gowa tetap mengenal dan menghargai sejarah dan tradisi daerahnya.
“Gowa punya sejarah besar. Jangan sampai karena termakan zaman, anak-anak kita, SD, SMP, tidak lagi mengenal simbol rumah adat Balla Lompoa sehingga harus selaras dengan pelajaran yang mereka dapatkan untuk mengingatkan bahwa Gowa itu punya sejarah, dan waktunya sekarang Hati Damai untuk membangkitkan sejarah Kabupaten Gowa. Jika kami terpilih, Hati Damai akan membangkitkan kembali kebanggaan akan sejarah Gowa melalui kurikulum pendidikan,” kata Husniah
Ia menambahkan, Hati Damai juga akan memprioritaskan keterampilan berbasis teknologi dalam kurikulum. “Pandemi COVID-19 telah mendorong anak-anak mengenal pendidikan digital. Kami akan melanjutkan ini dengan menyediakan fasilitas digital di sekolah-sekolah, termasuk perpustakaan digital yang lebih modern untuk menghidupkan kembali minat baca di Gowa,” ujar Husniah.
Selain itu, Husniah menyebutkan rencana pemberian beasiswa kepada guru-guru yang berprestasi di bidang teknologi. “Mereka adalah garda terdepan pendidikan, dan kami ingin mereka terus berkembang sesuai tuntutan zaman,” tambahnya.
Sementara Calon Wakil Bupati, Darmawangsyah Muin, menambahkan bahwa pihaknya akan mengembangkan teknologi storytelling untuk memperkenalkan sejarah Gowa kepada anak-anak dengan cara yang lebih menarik, seperti pembuatan film pendek. “Banyak negara berhasil menarik wisatawan dengan storytelling sejarahnya. Kita bisa melakukan hal yang sama untuk menghidupkan kembali heroisme dan kebanggaan akan sejarah Gowa,” kata Darmawangsyah.
Ia juga menekankan pentingnya mengembalikan pelajaran bahasa daerah (muatan lokal) ke kurikulum SD dan SMP. “Kami ingin anak-anak di Gowa mengenal bahasa daerah mereka sejak dini. Selain itu, digitalisasi storytelling akan menjadi program unggulan kami untuk memperkuat muatan lokal,” tutup Darmawangsyah.
Debat yang mengangkat tema “Meningkatkan Layanan Masyarakat Berbasis Kebutuhan Daerah” ini menjadi ajang bagi pasangan calon Hati Damai untuk memperlihatkan visi mereka terkait pendidikan yang relevan dan berakar pada kebutuhan lokal. (*)