AS Gunakan Hak Veto Tolak Gencatan Senjata di Gaza

  • Bagikan

BACAPESAN – Amerika Serikat (AS) lagi-lagi bikin geram! Negeri Paman Sam itu kembali menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza, kemarin, Rabu (20/11).

Resolusi yang didukung 10 negara anggota tidak tetap DK PBB ini akhirnya gagal gara-gara langkah sepihak Washington.

Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, beralasan resolusi itu tidak mengakomodir kebutuhan pembebasan sandera. “Akhir perang yang langgeng harus dicapai dengan pembebasan sandera,” katanya, dikutip dari Reuters.

Wood juga menyebut teks resolusi itu berisiko memberikan “pesan berbahaya” kepada Hamas untuk tidak kembali ke meja perundingan.

Langkah veto ini memicu kecaman keras dari banyak pihak. Perwakilan Malta di DK PBB, Vanessa Frazier, menyebut veto AS sangat disesalkan.

“Resolusi ini adalah langkah minimal untuk merespons situasi mengerikan di lapangan,” ujarnya.

Cina pun angkat bicara. Duta Besarnya untuk PBB, Fu Cong, menyindir veto AS yang terus melindungi Israel sebagai tindakan yang “mengizinkan pembantaian berlanjut.”

“Berapa banyak lagi orang yang harus mati sebelum mereka terbangun dari tidur pura-pura ini?” tanya dia, dilansir dari CNA.

Bentrokan Israel-Hamas yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 44.000 orang di Gaza. Situasi makin parah dengan 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi ancaman kelaparan akut. Di sisi lain, Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 tawanan.

Presiden AS Joe Biden, yang masa jabatannya akan berakhir Januari 2025, terus memberikan dukungan penuh kepada Israel. Meski begitu, upaya diplomatiknya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata belum menunjukkan hasil.

Sebelumnya, AS sempat abstain dalam pemungutan suara DK PBB pada Maret lalu, memungkinkan resolusi gencatan senjata lolos.

Veto AS ini memancing perpecahan mendalam di DK PBB. Para anggota tidak tetap seperti Aljazair, Jepang, dan Swiss mengecam keras langkah AS. (RM)

  • Bagikan

Exit mobile version