PAREPARE, BACAPESAN.COM – Sebuah konten di instagram yang diduga menyindir calon Wali Kota Parepare Erat Bersalam menuai tanggapan dari sejumlah tim pendukungnya.
Mereka merasa bahwa konten yang menyoroti penggunaan mukena panjang dan kipas besar tersebut ditujukan kepada calon yang mereka dukung.
Namun, situasi ini tidak mengganggu fokus Erna Rasyid Taufan dalam menjalankan misinya untuk mensejahterakan masyarakat Parepare sebagai kandidat dalam Pilkada 2024.
Erna Rasyid Taufan merespons isu ini dengan mengutip sebuah kisah dari Al-Qur’an yang sarat pesan moral. Ia menceritakan nasihat Luqman kepada anaknya tentang pentingnya memiliki prinsip hidup.
Di mana Luqman pernah berkata kepada putranya, “Berusahalah untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Teruslah berusaha hingga mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apa yang dikatakan orang lain, karena mustahil untuk memuaskan hati semua orang. Setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing.” “Mari kita buktikan!” Kata Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.
Awalnya, Luqman menaiki keledai, sedangkan anaknya disuruhnya untuk berjalan sambil memegang tali keledai. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang mereka temui berkomentar.
“Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, masak anak kecil dibiarkannya berjalan kaki sementara dia menunggangi kuda!” Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, “Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!”
Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang.”Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai.” Mendengar komentar orang-orang dijalan, Luqman-pun kembali berpesan kepada anaknya, “Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan.”
Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk diatas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan.
“Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua” . Mendengar komentar orang-orang dijalanan, kembali Luqman meminita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut.”Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!” Kata Luqman lembut kepada anaknya.
Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun keledainya. Ditengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.”Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan!? Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan , biar bapaknya yang menuntun keledainya.” “Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal!? Dimata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!” Kata Luqman kepada anaknya.
Kesimpulan Akhir dalam Kisah ini. “Karena itu, dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang lain. Aku berharap kau bisa mengambil sendiri pelajaran berharga dari perjalanan kita dengan keledai ini,” tandasnya.(*)