JAKARTA, BACAPESAN– Pelaksanaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center (SICC), Jawa Barat, berlangsung meriah tadi malam. Acara itu dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo mengenakan setelan jas hitam dengan kombinasi dasi kuning. Sementara itu, Gibran memakai setelan batik kuning kecokelatan.
Selain itu, hadir Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, serta jajaran menteri Kabinet Merah Putih dan sejumlah ketua umum partai politik.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengapresiasi kehadiran Prabowo dan jajaran pejabat lainnya. ”Golkar tetap ada di dalam hati Bapak Presiden Prabowo,” ujarnya.
Bahlil menambahkan, usia 60 tahun yang bisa dicapai Golkar patut disyukuri. Dia meyakini, Golkar lahir atas gagasan besar para tokoh bangsa untuk menyatukan banyak golongan yang muncul pasca kemerdekaan.
Selama 60 tahun, Bahlil menegaskan, Golkar punya banyak kontribusi. Pada era Orde Baru, misalnya, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan melesat tinggi. Di akhir masa pemerintahan Orde Baru, bangsa Indonesia juga mengalami kemajuan secara teknologi di tangan presiden kala itu, B.J. Habibie.
Hingga berita ini ditulis pukul 20.20 WIB, pidato politik Bahlil masih berlangsung. Prabowo dijadwalkan berbicara setelahnya.
Sementara itu, sempat diisukan hadir, mantan Presiden Joko Widodo urung datang. Sebelumnya, sempat beredar kabar Golkar akan mengumumkan Jokowi sebagai anggota kehormatan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ace Hasan menyatakan, pihaknya tidak secara khusus mengundang Jokowi. Ace mengatakan, yang diundang secara khusus dari pihak eksternal adalah ketua umum partai politik, termasuk Megawati Soekarnoputri.
Soal tidak hadirnya Megawati, Ace menegaskan, hal itu bukan berarti hubungan Golkar dan PDIP kurang harmonis. Golkar siap berkawan dengan siapa pun. ”Mereka juga bagian dari mitra kita untuk membangun bangsa ini,” jelasnya.
Disinggung soal pernyataan Megawati yang menyebut dirinya dimusuhi semua orang, Ace menepis argumen itu. Golkar tidak merasa PDIP sebagai musuh. Apalagi pernah dalam satu Koalisi Indonesia Maju.
”Kami tidak ada sedikit pun perasaan atau pandangan memusuhi,” tegasnya.
Wakil Ketua Umum Golkar Idrus Marham menambahkan, Golkar merupakan partai terbuka. Jika Jokowi masuk, pihaknya pasti akan menerima dengan tangan terbuka.
”Partai Golkar ini adalah partainya rakyat, terbuka untuk siapa saja. Tidak ada pemegang saham yang dominan di sini, semua sama,” ungkapnya. Dia mencontohkan Bahlil Lahadalia sebagai orang Papua bisa menduduki jabatan ketua umum.
Yang terpenting, lanjut dia, siapa pun yang masuk Golkar harus memiliki niat memajukan partai serta ikut terlibat dalam pembangunan nasional.