JAKARTA, BACAPESAN– Pekerjaan rumah menanti Pelatih Shin Tae-yong dalam membenahi Timnas Indonesia usai melawan Laos di Piala AFF 2024. Juru taktik asal Korea Selatan itu punya dua masalah besar yang harus segera dibereskan sebelum melawan Vietnam pada laga berikutnya.
Timnas Indonesia gagal memanfaatkan kesempatan meraih poin penuh dalam pertandingan kandang perdana di Piala AFF 2024. Garuda hanya mampu dapat satu angka saat menjamu Laos di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12) malam.
Pasukan Garuda besutan Shin Tae-yong harus puas berbagi poin dengan Laos setelah bermain imbang 3-3. Laga tersebut berlangsung dengan penuh drama dan cukup mengkhawatirkan.
Timnas Indonesia tampak kesulitan melawan Laos, tim yang biasanya jadi bulan-bulanan di Asia Tenggara. Bahkan, Garuda pun punya rekor mentereng dengan meraih 9 kemenangan telak atas Laos di laga-laga sebelumnya.
Tapi, pada tadi malam, Timnas Indonesia malah bermain seolah Laos lawan yang sangat tangguh. Muhammad Ferarri dan kolega harus tertinggal dua kali di babak pertama dan harus bermain dengan 10 pemain pada pertengahan babak kedua.
Timnas Indonesia tak bisa main dengan 11 pemain lengkap hingga akhir laga setelah Marselino Ferdinan diusir wasit pada pertengahan babak kedua. Tepatnya pada menit ke-69, di mana eks pemain Persebaya Surabaya itu terkena kartu kuning kedua yang berujung kartu merah usai melakukan pelanggaran keras kepasa pemain Laos.
Pertandingan melawan Laos pun meninggalkan sejumlah catatan dan masalah untuk Timnas Indonesia, khususnya pelatih Shin Tae-yong. Tapi, dari banyaknya pekerjaan rumah, ada dua masalah yang benar-benar harus segera diselesaikan.
- Banyak Salah Oper atau Mengumpan
Persoalan ini terlihat jelas dalam Timnas Indonesia sepanjang 90 menit melawan Laos. Para pemain cukup sering melakukan kesalahan dalam mengoper bola, apalagi mengirimkan umpan ke rekannya masing-masing.
Terbukti dalam catatan statistik versi Sofascore, para pemain Timnas Indonesia melakukan 84 kesalahan mengoper (364 sukses dari 446 operan). Kemudian untuk umpan, persentase akurasinya 36 persen karena hanya delapan yang berhasil dari 22 percobaan.
Selain itu, Timnas Indonesia juga hanya berhasil mengirimkan 24 umpan dari 48 percobaan. Artinya, cuma 50 persen yang tepat sasaran.
Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia mengakui kesalahan anak asuhnya. “Kami membuat banyak sekali kesalahan perihal umpan. Sehingga, itulah alasan mengapa kami kebobolan banyak gol,” katanya.
“Jadi, saya sangat menyesal dan malu karena kesalahan yang kami buat. Dan, saya meminta maaf kepada para suporter, terutama yang telah hadir di stadion,” tambah eks pelatih Timnas Korea Selatan ini.
- Tak Mampu Cetak Gol dari Skema Open Play
Timnas Indonesia memang berhasil mencetak tiga gol ke gawang Laos. Namun, semua gol tersebut tercipta bukan dari skema open play, melainkan berawal dari set piece atau bola mati.
Dua gol pertama yang dicetak oleh Kadek Arel dan Muhammad Ferarri misalnya, itu semua bermula dari lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Pratama Arhan. Lemparan maut eks pemain PSIS Semarang itu sukses menciptakan kepanikan di lini belakang Laos.
Kadek Arel dan Ferarri pun berhasil memanfaatkan kemelut yang terjadi di dalam kotak penalti untuk mengonversinya menjadi gol. Timnas Indonesia dua kali menyamakan kedudukan berkat gol tersebut jadi 1-1 dan 2-2.
Sementara untuk gol ketiga, Ferarri juga mencetaknya berkat set piece. Kapten Timnas Indonesia itu mencatatkan namanya di papan skor usai memanfaatkan umpan sepak pojok Dony Tri Pamungkas dengan sundulan.
Shin Tae-yong pun cukup menyesalkan kegagalan anak asuhnya cetak gol dari skema open play. “Ketika kami bermain, kita bisa mencetak gol lewat set-piece. Tapi, kita juga bisa mencetak gol dari mana pun, tergantung situasinya di tiap laga,” katanya.
Menurut Shin Tae-yong, para pemain tak mampu menerapkan apa yang dilakukan selama latihan. “Kami telah menjalani latihan taktik dan berlatih untuk mencetak gol. Tapi, itu tidak terjadi di hari ini, sehingga itulah yang membuat saya malu,” jelasnya.
Dua masalah itu sebenarnya bukan hanya terjadi saat melawan Laos. Ketika menghadapi Myanmar pada matchday pertama, para penggawa Garuda juga mengalami dua masalah itu, tapi terselamatkan karena berhasil menang 0-1.