JAKARTA, BACAPESAN– Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berupaya menurunkan luasan hutan yang rusak atau terdegradasi. Mereka menargetkan program rehabilitasi 12,7 juta hektare lahan hutan terdegradasi. Untuk mewujudkannya, Kemenhut menggandeng kolaborasi negara lain, diantaranya Amerika Serikat (AS).
Proyek rehabilitasi hutan seluas 12,7 juta hektare itu disampaikan Menhut Raja Juli Antoni saat menggelar pertemuan dengan Dubes AS untuk Indonesia Kamala S. Lakhdir. Pertemuan digelar di Jakarta pada Senin 30 Desember. Dalam pertemuan itu, Raja Antoni menjelaskan sejumlah program prioritas yang dijalankan.
“Kami telah menetapkan target ambisius untuk merehabilitasi 12,7 juta hektare hutan dan lahan terdegredasi,” katanya usai pertemuan.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu pun membeberkan program penting lainnya, seperti konservasi primata, khususnya konservasi orang utan.
Beberapa kerja sama antara Indonesia dan AS di antaranya program USAID yang merupakan implementasi MoU dan Bilateral Project Framework Agreement FOLU Net Sink. Hingga kolaborasi penegakan hukum melalui pelatihan dan bantuan teknis dari US Forest Service (USFS).
Menurut Raja Antoni, saat ini cara terbaik untuk melindungi hutan adalah dengan melibatkan masyarakat. Di sisi lain, kesejahteraan masyarakat juga perlu diperhatikan. Masyarakat diajak tidak menebang pohon, melainkan menanam pohon, sekaligus mengelolanya.
Sementara itu, Kamala berharap kerja sama akan terus berlanjut dan akan banyak hal baik yang didapatkan. “Ini adalah hal-hal besar yang saya pikir jika kita selesaikan, itu akan memungkinkan lebih banyak kolaborasi,” tuturnya. Dia berharap kerja sama di sektor kehutanan dan konservasi bisa terus diperkuat.