Perdagangan Awal 2025, IHSG Dibuka Hijau di Level 7.107

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau di level 7.107,96 pada perdagangan awal tahun 2025, Kamis (2/1). Angka ini menguat atau naik 0,42 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan di akhir tahun kemarin.

Selang beberapa menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung turun sedikit menjadi 0,30 persen ke 7.101,01. Namun levelnya terus fluktuatif seiring dengan perdagangan yang baru dimulai di awal tahun 2025 ini.

Dalam perdagangan awal tahun 2025, tercatat ada lima saham yang naik dalam zona hijau. Meliputi PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU), PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP),
PT Logisticsplus International Tbk (LOPI), dan PT Wahana Pronatural (WAPO).

Bahkan, tercatat ada 5 saham pula yang masuk dalam daftar tertinggi frekuensi perdagangannya. Meliputi PT Era Digital Media Tbk. (AWAN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Multi medika Internasional Tbk. (MMIX).

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan kinerja pasar modal Indonesia tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Di mana IHSG tahun 2024 pada tanggal 30 Desember ditutup di level 7.079,91.

“Yang walaupun turun 2,6 persen dari tahun lalu namun di atas level terendah 6.726,92 pada Juni 19, 2024. Rentang besar sebesar 1.200 poin antara tingkat tertinggi dan terendah indeks di tahun 2024 merefleksikan volatilitas yang luar biasa pasar modal global sebagai dampak perekonomian dunia yang mengalami tantangan berat,” kata Mahendra dalam sambutannya di acara pembukaan perdagangan BEI, Kamis 2 Januari 2025.

Dia mengatakan, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12,3 triliun atau tumbuh 6 persen yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemudian, dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal telah tercatat 199 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana Rp259,24 triliun termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp16,68 triliun dan PUPS Rp41,77 triliun.

Selanjutnya, pada bursa karbon hingga 27 Desember 2004 tercatat volume transaksi 908 ribu ton CO2 ekvivalent dengan total nilai transaksi akumulasi Rp50,64 miliar.

Kemudian, jumlah single investor identification mencapai Rp14,8 juta atau meningkat 22,21 persen year to date (ytd).

“Namun demikian kita juga melihat masih banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan Indeks LQ45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling liquid serta biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6 persen,” pungkasnya.

  • Bagikan