JAKARTA, BACAPESAN–Kementerian Luar Negeri meluncurkan Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia sebagai soft power (daya halus) diplomasi Indonesia di Kementerian Luar Negeri.
Sebagai bentuk dukungan dari dunia Gastronomi Indonesia, hadir pula pakar kuliner di antaranya William Wongso dan sejumlah asosiasi mitra gastrodiplomasi Indonesia seperti Komite Kuliner Indonesia (KKI), Indonesia Gastronomy Community (IGC), dan Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI).
Founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise Hendy Setiono menyambut baik inisiatif Kementerian Luar Negeri yang telah meluncurkan Dashboard Gastrodiplomasi. Langkah itu merupakan terobosan strategis dalam memperkuat diplomasi kuliner Indonesia di kancah internasional.
”Peluncuran Dashboard Gastrodiplomasi oleh Kementerian Luar Negeri adalah langkah konkret yang sangat positif. Hal ini sejalan dengan upaya kita untuk mengenalkan kekayaan kuliner Nusantara sebagai bagian dari soft power diplomacy,” ujar Hendy Setiono.
Sebagai pelaku industri kuliner yang telah berpengalaman dalam membawa cita rasa Indonesia ke pasar global, Hendy menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha.
”Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat krusial. Dengan adanya dashboard ini, diharapkan informasi dan strategi gastrodiplomasi dapat terkoordinasi dengan lebih baik, sehingga promosi kuliner Indonesia di luar negeri menjadi lebih efektif,” tambah Hendy.
Hendy juga melihat potensi besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner untuk memanfaatkan platform ini. UMKM kuliner memiliki peran penting dalam memperkenalkan budaya Indonesia melalui makanan.
”Dengan adanya dashboard ini, mereka dapat memperoleh akses informasi dan peluang untuk ekspansi ke pasar internasional,” jelas Hendy.
Sebelumnya, Hendy Setiono juga menekankan pentingnya diplomasi antarnegara melalui kuliner khas Indonesia, terutama untuk sektor UMKM. ”Kuliner dapat menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam orasi ilmiah bertajuk Gastrodiplomasi untuk Karya Kuliner UMKM di Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri.
Hendy Setiono berharap, dengan adanya inisiatif ini, kuliner Indonesia dapat semakin dikenal dan dicintai di seluruh dunia, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor produk makanan dan minuman.
Kementerian Luar Negeri telah meluncurkan Dashboard Gastrodiplomasi sebagai bagian dari program Indonesia Spice Up the World. Dashboard ini bertujuan menjadi pusat informasi dan strategi dalam mempromosikan kuliner Indonesia di tingkat global, mendukung peran kuliner sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
”Kuliner adalah salah satu strategi soft power diplomacy terbukti efektif dalam menjadi jembatan kebudayaan dan berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi, perdagangan, dan hubungan internasional,” kata Menteri Luar Negeri Sugiono seperti dilansir dari Antara.
Di sektor ekonomi, sepanjang 2024 sebanyak 30 produk rempah dan sembilan produk bumbu Indonesia telah diekspor ke berbagai negara. Menlu menyatakan, mempromosikan Gastronomi Indonesia tidak mudah dan tidak dapat berjalan sendiri.
”Perlu koordinasi, kolaborasi, dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan kuliner Indonesia, sebagai national branding,” ucap Sugiono.