JAKARTA, BACAPESAN– Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan realisasi belanja negara di sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 3.350,3 triliun. Angka ini tercatat tumbuh sebesar 7,3 persen dibandingkan dengan realisasi di tahun sebelumnya.
“Realisasi total belanja negara adalah Rp 3.350,3 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 2.486,7 triliun,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin 6 Januari 2025.
Lebih lanjut, dia juga merinci bahwa total belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.486,7 triliun terdiri dari belanja K/L Rp 1.315 triliun dan belanja non K/L Rp 1.171,7 triliun.
Ia memastikan bahwa belanja K/L yang tercatat Rp 1.315 triliun itu adalah Rp 224 triliun lebih tinggi dibandingkan rencana belanja K/L di Rp 1.090 triliun.
“Sementara untuk belanja non-K/L sebesar Rp 1.171,7 triliun itu Rp 187 triliun lebih rendah dibandingkan rencana belanja non-K/L, sebagian adalah di dalam non K/L itu ada cadangan-cadangan, ketika cadangan-cadangan itu dipakai maka dia akan menjadi belanja K/L pindah ke atas,” jelasnya.
Selanjutnya, Suahasil juga membeberkan bahwa belanja negara di Kuartal I-2024 totalnya mencapai Rp 611,95 triliun atau 18,4 persen dari pagu anggaran atau tumbuh 18 persen secara tahunan (yoy).
Belanja tersebut digunakan untuk BLT mitgasi risiko pangan untuk 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Bantuan pangan untuk 23,4 juta KPM, Stabilitas Pasokan & Harga Pangan (SPHP), dan dukungan pemilu.
Sementara itu, realisasi belanja negara pada Kuartal II-2024 mencapai Rp 1.398,1 triliun tumbuh 12, 2 persen (yoy) atau 42,1 persen dari pagu anggaran. Belanja ini diperuntukan bagi bantuan pangan periode April-Juni, SPHP, dan kenaikan gaji ASN/TNI/Polri dan Gaji 13.
Selanjutnya, realisasi belanja negara pada Kuartal III-2024 mencapai Rp 2.251,6 triliun atau tumbuh 14,4 persen (yoy) digunakan untuk kompensasi energi, bantuan pangan Agustus, SPHP, dan peningkatan target PIP menjadi 21,1 juta dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebanyak 1,1 juta penerima.
Sedangkan realisasi belanja pada Kuartal 4 mencapai Rp 3.350,3 triliun atau tumbuh 7,3 persen. Angka realisasi yang tercatat mencapai 100,8 persen dari pagu anggaran digunakan untuk pembayaran kompensasi energi, bantuan pangan oktober dan desember, SPHP, pembayaran JKP untuk 134,1 juta peserta, dan dukungan Pilkada.
“Jadi belanja negara lebih tinggi dari rencana pagu APBN awalnya, dan pertumbuhannya adalah 7,3 persen di atas belanja APBN tahun 2023. Jadi belanja APBN itu meningkat,” pungkasnya.