JAKARTA, BACAPESAN– Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, menekankan bahwa masalah pada Pusat Data Nasional (PDN) akan menjadi salah satu prioritas. Bahkan, ia telah menugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Teknologi Pemerintah Digital yang baru saja dilantik, Mira Tayyiba, untuk fokus pada hal ini.
“PDN adalah salah satu prioritas, betul dan kita harapkan, Itu di bawah Ibu Mira (Dirjen Teknologi Pemerintahan Digital), di bawah perempuan, PDN kita,” kata Meutya kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2025).
Dia berharap, pada akhir Maret nanti sudah ada kemajuan terkait hal ini, yang bahkan PDN nantinya akan memiliki sistem yang lebih baik dari sebelumnya.
“Jadi yang kami lakukan selama dua bulan ini adalah mempersiapkan hal tersebut bisa berjalan menuju target di bulan Maret,” ungkap dia.
Sebagai informasi, pada Juni tahun lalu, Pusat Data Nasional (PDN) menyita perhatian publik Indonesia. Sebab, PDN mengalami kelumpuhan dan berimbas pada terganggunya aktivitas layanan pengecekan imigrasi di bandara dikarenakan serangan ransomware oleh group Brain Cipher.
Total terdapat 282 instansi pemerintah yang datanya tersimpan di PDNS Surabaya terdampak serangan ransomware, mencakup data kementerian dan lembaga, serta pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
Brain Cipher adalah kelompok peretas yang beraksi menggunakan varian ransomware LockBit 3.0 dan pelaku serangan ransomware ke PDNS Surabaya memang meminta uang tebusan USD8 juta atau sekitar Rp 131,8 miliar untuk membuka gembok pada data-data di fasilitas itu.
Akibat kejadian tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Pangerapan, mengumumkan pengunduran dirinya pada Juli 2024. Hal ini lantaran tanggung jawab moral beliau, karena secara teknis, masalah PDN ini seharusnya bisa ditangani dengan baik.
Sementara itu, Brain Cipher menegaskan tidak ada motif politis di balik serangannya dan meminta maaf kepada publik Indonesia. Mereka pun akan memberikan kunci ramsomwarenya secara cuma-cuma, serta berharap serangan mereka membuat masyarakat Indonesia paham betapa pentingnya membiayai industri keamanan siber dan merekrut spesialis yang berkualifikasi.
Selain itu, Brain Cipher meminta ada pernyataan terbuka kepada publik yang menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka dan mengonfirmasi bahwa mereka “secara sadar dan independen telah mengambil keputusan ini.
(JP)