Budi Harta Winata: HM Alwi Hamu Pribadi yang Humble, Selalu Memotivasi Anak Rantau

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN- Wafatnya Almarhum HM. Alwi Hamu meninggalkan duka mendalam bagi semua kalangan. Tak hanya keluarga, namun juga kerabat sejawat pengusaha, kepala daerah hingga politisi dan tokoh pers.

Kini duka mendalam dirasakan oleh Raja baja dari Cikarang, H Budi Harta Winata mengenang sosok almarhum HM. Alwi Hamu.

Menurutnya, tokoh pers pendiri Fajar Group adalah sosok Humble, memiliki karakter positif dan menyenangkan, baik di lingkungan pertemanan, pekerjaan, atau di lingkungan masyarakat secara umum.

“Saya sampaikan turut berduka cita. Sosok almarhum HM. Alwi Hamu, pribadi yang humble, selalu menjadi motivasi bagi anak rantau, terutama dari Sulawesi,” ujar Budi Harta Winata, Sabtu (18/1/2025), mengenang almarhum Alwi Hamu.

Menurutnya, Almarhum adalah penggas Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) sudah yang dilaksanakan setiap selesai perayaan puasa dan Idul Fitri.

Di tilik dari sejarahnya. Ada tiga sosok di baliknya. Mereka masing-masing adalah Pendiri Fajar Grup, Alwi Hamu; Pendiri Bosowa Corp, Aksa Mahmud, dan pengusaha sekaligus politisi, Jusuf Kalla (JK).

“Almarhum Awi Hamu bagian dari perintis PSBB. Ajang Pertemuan Saudagar Bugis di Makassar, yang digelar setiap selesai Lebaran Idul Fitri. Saudagar Bugis digagas Amarmarhum bersama pak JK dan pak Aksa,” tuturnya.

Diketahui, Chairman Fajar Group, H.M. Alwi Hamu telah meninggal dunia. Kabar duka datang dari dunia pers nasional, tokoh asal Sulawesi Selatan, meninggal dunia pada Sabtu (18/1/2025). Almarhum mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Puri, Jakarta.

Lahir di Parepare pada 28 Juli 1944, tutup usia di tahun 2025. Kini kenap 81 tahun. Jenazah Almarhamhum diterbangkan dari Jakarta ke Makassar.

Almarhum akan dikebumikan di Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 19 Januari 2025 (esok hari).

Semasa hidupnya, Alwi Hamu dikenal sebagai sosok yang bersahabat dan memiliki dedikasi tinggi di dunia jurnalistik. Sejak kecil telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia pers sejak usia muda. Saat masih SMP dan SMA, ia sudah menerbitkan majalah stensilan.
Ia mendirikan Fajar, yang kemudian berkembang menjadi salah satu media besar di Indonesia. (YAD).

  • Bagikan

Exit mobile version