16 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Longsor di Pekalongan

  • Bagikan

PEKALONGAN, BACAPESAN– Bencana longsor terjadi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng). Tepatnya di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono. Dalam bencana tersebut dilaporkan 16 orang meninggal dunia dan sembilan hilang yang hingga kini masih dalam proses pencarian.

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyatakan ada banyak titik banjir dan longsor di Pekalongan. Namun korban terbanyak terdapat di bencana longor di Petungkriyono. Kami sudah turunkan relawan untuk fokus evakuasi di sana,” kata Fadia sebagaimana dikutip dari Metro Pekalongan (Jawa Pos Group) pada Selasa (21/1).

Fadia Arafiq mengungkapkan, pihaknya terus mengupayakan penanganan bencana longsor yang disertai dengan banjir bandang tersebut. Berdasar data, 16 korban meninggal dunia yang sudah berhasil dievakuasi dari lokasi longsor. Mereka atas nama Revalina, Suyati, Kiki Pramudita, Sutar, Riyanto, Ayat, Sumeri, Doni, Winarko, Supari, Sularso, Inawati, Afkar, Khusnul, Aurel, dan Rokhim.

Sementara itu, sembilan korban hilang terdiri atas M. Teguh Imanto, Abiyas, Giyatno, Tegar Hariyanto, Joni Yulianto, M. Nasruzal Amin, Ramono, Aisah, dan Ta’ari.

Akibat longsor dan banjir bandang di Pekalongan, salah satu jembatan yang menghubungkan wilayah Doro dengan Petungkriyono putus tersapu air bah dan longsor. Rusaknya jembatan tersebut membuat akses ke Petungkriyono dari arah Doro terputus. Relawan dan Tim SAR yang menuju lokasi harus memutar via Kalibening, Kabupaten Banjarnegara.

”Merujuk prakiraan cuaca BMKG tiga hari ke depan, wilayah Kabupaten Pekalongan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat memicu terjadinya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

Oleh karena itu, BNPB mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Bagi warga yang tinggal di dekat lereng dan tebing, Abdul Muhari meminta mereka memantau secara berkala kondisi tanah yang ada di sekitar rumah. Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih.

(JP)

  • Bagikan

Exit mobile version