Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, 1.500 Sapi di Wajo Divaksin

  • Bagikan

WAJO, BACAPESAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo genjot vaksinasi terhadap 1.500 ekor sapi se-Kabupaten Wajo.

Kepala Bidang Peternakan DPKP Wajo, drh Bone Ramadan mengungkap vaksinasi dilakukan untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan ternak di Tahun 2025.

“Sekitar 1.500 ekor sapi yang akan kami vaksinasi. Sementara berjalan prosesnya,” ungkapnya, Rabu (29/1/2025).

“Pelaksanaannya dilakukan setiap hari di empat Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Diantaranya Puskeswan Majauleng, Tanasitolo, Pammana dan Takkalalla yang mencakup 14 Kecamatan,” tambahnya.

Kata dia, ribuan hewan ternak juga diberikan vitamin dan desinfektan.

“Kami sediakan 250 kg vitamin dan 200 liter desinfektan untuk hewan ternak sembari melakukan vaksinasi,” katanya.

Mengingat pada tahun 2024 lalu, DPKP Wajo mencatat sebanyak 115 ekor sapi yang terjangkit PMK.

“Ada dua wilayah yang terdapat PMK yakni Kecamatan Majauleng 75 ekor dan Tanasitolo 30 ekor Sapi,” ungkap drh Bone.

Beruntungnya, dari sejumlah hewan yang terjangkit PMK, belum ada yang dilaporkan mati.

Untuk penyakit lainnya seperti Rabies, Elisa Rabies dan Flu Burung, kata dr Bone juga belum ditemukan di Kabupaten Wajo.

Olehnya itu, pihaknya tengah melakukan vaksinasi PMK di seluruh wilayah Kabupaten Wajo.

“Kita fokuskan vaksinasi di daerah yang pernah tertular. Kemudian juga dilakukan pelayanan kesehatan hewan seperti pemberian vitamin, Anthelmentik dan pengobatan (bila ditemukan kasus),” katanya.

Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penularan PMK pada hewan ternak, sehingga vaksin dilakukan terhadap hewan ternak yang sehat.

“Ternak yang terdapat gejala klinis kami tunggu sembuh dahulu baru divaksin,” sebutnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda beberapa waktu lalu menyebutkan sejumlah gejala hewan ternak yang terjangkit PMK.

Diantaranya, keluarnya air liur secara berlebih, diikuti dengan lesi seperti sariawan pada mulut, kemudian teracak pada kukunya dan turunnya nafsu makan.

Agung pun menghimbau kepada peternak yang mendapati gejala tersebut agar segera melapor dan mengisolasi hewan ternaknya.

Ia juga mengingatkan agar peternak tidak panik dan mengambil langkah menjual atau mengirim ternaknya ke luar daerah.
Sebab hal tersebut justru berpotensi dapat menularkan PMK ke hewan ternak lainnya.

“PMK bukan penyakit yang bisa menular ke manusia, sehingga jika hewan PMK disembelih bersyarat, dagingnya tetap bisa dikonsumsi yang penting material yang bisa membawa virus harus segera dikubur atau dimusnahkan dan tidak dilalulintaskan,” tuturnya.

Diketahui, PMK masih bisa disembuhkan, jika mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.

  • Bagikan

Exit mobile version