JAKARTA, BACAPESAN– Pemerintah kembali menegaskan penugasan kepada Bulog untuk membeli gabah atau beras dari petani. Total hasil panen yang diserap minimal 3 juta ton setara beras. Untuk membeli hasil panen tersebut, Bulog sudah menyiapkan anggaran Rp 16 triliun.
Komitmen Bulog untuk menyerap hasil petani lokal itu tertuang dalam penandatangan kerja sama di kantor Kementerian Pertanian (Kementan) pada Kamis 30 Januari. Acara itu dihadiri Mentan Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, serta Dirut Bulog Wahyu Suparyono.
’’Kabar baik. Kami (Kementan, Bapanas, Bulog) sepakat serap beras sampai April 2025 sebanyak 3 juta ton,’’ kata Amran usai pertemuan.
Dia mengatakan, dalam musim panen kali ini, diprediksi terjadi surplus beras nasional sampai dengan Maret sebanyak 2,9 juta ton. Kemudian ditambah dengan produksi pada April menjadi 3 juta ton. Produksi beras tersebut harus diserap Bulog. Karena sudah menjadi arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Bulog bisa membeli dalam bentuk gabah atau sudah berwujud beras.
Untuk wujud gabah, sudah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500/Kg. Sedangkan untuk wujud beras dan sudah tiba di gudang Bulog, dipatok Rp 12.000/Kg. Amran menegaskan amanah untuk menyerap hasil panen petani dengan harga tinggi itu harus segera ditunaikan.
Dirut Bulog Wahyu Suparyono mengatakan, apakah mereka membeli beras atau gabah, itu urusan teknis. Yang terpenting sudah ditetapkan untuk menyerap 3 juta ton setara beras dalam empat bulan ini. Dia menuturkan sudah mengantongi uang Rp 16 triliun untuk membeli gabah atau beras dari petani tersebut.
’’Besok langsung jalan,’’ tegas Wahyu Suparyono.
Dia juga menyampaikan puncak produksi padi untuk awal 2025 ini diperkirakan pada Februari. Terkait dengan gudang, dia mengatakan, sudah siap. Bahkan bisa bekerja sama dengan BUMN lain, untuk menjadi gudang penyimpanan beras. Selain itu Bulog juga bisa bekerja sama dengan penggilingan gabah, jika masih membutuhkan gudang penyimpanan.
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan kesepakatan untuk mengamankan 3 juta ton hasil panen petani padi. Saat ini stok padi di gudang Bulog sekitar 2 juta ton. Harapannya dengan pembelian itu, stok padi di Bulog tetap terjaga. Sehingga tidak menimbulkan gejolak harga beras di pasaran.
Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan HPP beras yang ditetapkan pemerintah sekarang tidak ada pengelompokan atau klasifikasi. Harganya cukup satu jenis yaitu Rp 6.500/Kg. Sebelumnya ada penggolongan gabah berdasarkan tingkat kekeringannya.
Dengan HPP Rp 6.500/Kg itu, Amran mengatakan petani padi bisa mendapatkan penghasilan yang besar. Sehingga bisa semangat lagi untuk menanam padi. Sehingga target swasembada pangan bisa segera terwujud. (JP)