“Meneguhkan Keimanan, Memperkuat Ukhuwah Kebangsaan”
Oleh Dr. KH. Muhammad Ishaq Samad, M.A (Ketua Umum DPP IMMIM)
BACAPESAN – Peringatan Isra’ Mi’raj Kolaborasi Keluarga Besar Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pengurus DKM Masjid Kubah 99 Asmaul Husna berlangsung di Masjid Kubah 99 (Jum’at, 31 Januari 2025 M). Hadir Pj.Gubernur Sulsel, Sekda, Forkopimda, Pj.Ketua TP PKK Pemprov Sulsel, dan sejumlah pimpinan Ormas dan ratusan jamaah. Pembawa Hikmah Isra’ Mi’raj 1446 H Dr.KH.M.Ishaq Samad, MA.
Dalam sambutannya Pj.Gubernur Sulsel Prof.Dr.Ir.Fadjri Jufry, M.Si berharap agar dengan peringatan Isra’ Mi’raj 1446 H ini semua komponen masyarakat Sulsel bahu membahu untuk menjaga keamanan, kedamaian dan ketertiban di Sulsel. Pesta demokrasi telah berlalu dan insyaa Allah dalam waktu dekat akan dilantik Pemerintah Daerah yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi. Siapapun yang dilantik, kita semua sami’na waatha’na, harapnya.
Dalam ceramahnya KH.M.Ishaq Samad menyampaikan bahwa pada siang yang penuh berkah ini mari merenungkan peristiwa besar yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan sejarah Islam, yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad Saw. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebutnya.
Seperti diketahui bahwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang sarat dengan banyak hikmah dan pelajaran spiritual, khususnya bagi kita umat Islam. Tema peringatan Isra Mikraj 1446 H kali ini “Meneguhkan Keimanan, Memperkuat Ukhuwah Kebangsaan”, Ada beberapa poin penting yang dapat digali:
- Meneguhkan Keimanan
Isra’ Mi’raj adalah ujian keimanan bagi umat Islam. Peristiwa luar biasa ini menjadi pengingat untuk senantiasa percaya kepada kekuasaan Allah meski sulit dijangkau akal manusia. Dalam konteks ini, keimanan menjadi pondasi utama yang kokoh menghadapi berbagai tantangan, baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Iman keluar masuk, kadang sinyalnya kuat, kadang lemah, bahkan hilang. Jika kita lagi ibadah di Masjid, signalnya sangat kuat, apalagi kalau sujud dengan khusuk, terasa dekat sekali Allah, seluruh masalah di pundak tumpah, sehingga terasa ringan, dan rasanya sdh tdk peduli lagi dengan hirup pikuk dunia. Sebaliknya jika dipengaruhi Syetan, hilang iman.
Allah berfirman “Allaziy Yuwaswishu fiy shuduurin naas”
(Setan membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia).
Makanya biasa diajarkan ke Mahasiswi di kampus, kalau ada Cintamu yang selalu minta macam2 setiap bertemu, itu berarti dia sudah kesetanan, maka usir cepat setannya. Bagaiman cara mengusirnya? Ucapkan Taawuzh, Auzhu billaahi minassayaithaanirrajiim. Apa artinya? Aku berlindung kepada Allah, dari godaan syetan yang terkutuk. Tapi ada mahasiswi angkat tangan dan berkata, “Ustazh, saya sudah pernah dengar itu, dan praktekkan, tapi tidak mempan, Kenapa?. Saya jawab berarti itu Jendralnya Syetan, bukan lagi dalam hati, tapi bersuara keras, disertai tawa gelak hadirin/hadirat.
Rasulullah memberi pedoman dan mengajarkan untuk mengukur iman kita kuat atau lemah?? dalam Sabdanya ” Man ra’a minkum munkaran fal yugayyirhu biyadihi, fa in lam yastati‘ fa bilisanihi, fa in lam yastati‘ fa biqalbihi, wa dzalika adh‘aful iman (barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka cegahlah dan hentikanlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka cegahlah dan hentikanlah dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka cegahlah dan hentikanlah dengan hatinya; dan hal ini merupakan buah iman yang paling rendah).
Apabila seorang Muslim memahami hadis sahih riwayat Imam Muslim tersebut secara gegabah dan serampangan, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemungkaran dan kerusakan di mana-mana atas nama amar makruf nahi mungkar, seperti bom bunuh diri di rumah ibadah non Muslim, menyerang kelompok minoritas yang dianggap sesat dan murtad, melakukan sweeping di tempat-tempat tertentu yang dianggap sebagai sarang maksiat, dan lain sebagainya.
Ada kelompok muslim tertentu berpaham keras ditangkap aparat keamanan, karena melakukan Sweeping penjual coto disiang hari saat Ramadhan, katanya dia menegakkan Hadis ini. Dia ditanya Polisi, kenapa kamu rusak Warung penjual coto? Dia bilang begini pak. Kami baru tiba di Warung itu, baru kami minta untuk tutup warungnya agar menghargai orang puasa, tapi itu penjual coto langsung dia tumpah Kuali cotonya, ya sekalian kami obrak abrik warungnya. Kita kan negara Hukum, jelasnya.
Sama dengan Mahasiswa, saya tanya, kalau lewat Fly Over, ada di kiri kanan, muda mudi bukan muhrin, melakukakn perbuatan melanggar moral. Jangan karena hadis ini. Lihat kemungkaran ubahlah dengan tangamu? Kamu singgah, dan menyatakan dilarang pacaran disini. Kalau laki2 kekar badannya, bisa saja dia marah jika ditegur dan yang menegur dibuang dari fly over, kan mati sia-sia. Padahal perlu gunakan strategi, foto dan kirim ke Satpol PP, ini ada pelanggaran pak. Nah itu namanya imannya kuat. Tapi kalau tidak peduli, hanya lewat saja, biartongmi, kan bukanji keluargaku, berarti iman kita lemah, jelasnya.
Hadirin sekalian.
- Memperkuat Ukhuwah Kebangsaan
Perjalanan Nabi Muhammad SAW menunjukkan pentingnya hubungan antarmanusia. Spirit ukhuwah Islamiyah dapat diterapkan dalam konteks kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kerukunan, meski terdapat perbedaan suku, agama, atau budaya. Dalam membangun bangsa, semangat kerja sama dan toleransi yang diajarkan dalam Islam harus menjadi teladan. Seperti halnya shalat yang menjadi simbol keteraturan dan kebersamaan, umat Islam dapat mengambil hikmah untuk berkontribusi secara kolektif demi kesejahteraan bangsa.
Kita perlu saling menghargai dan menghormati, jangan sampai kelebihan kita digunakan untuk mengolok orang lain.
Sekedar ilustrasi, seorang ahli bintang melakukan perjalanan laut. Malam harinya dia tanya nelayan yang membawanya, coba lihat bintang yang paling terang di atas langit. Tahu nggak nama bintang itu? Nelayan tunduk, dan berkata saya tidak tahu, pendidikan saya hanya tamatan SD. Dengan sombongnya sang ahli laut berkata, rugilah anda jika tidak tahu itu, karena itu menjadi pedoman bagi pelaut untuk sampai ke darat, (sebelum ada Kompas kali ya). Tiba-tiba saja gelombang laut begitu tinggi dan perahu hampir terbalik. Bertanya nelayan, wahai anda ahli bintang, apakah anda bisa berenang? Dengan muka pucat dia berkata, tidak, saya tidak pernah belajar itu. Membalaslah nelayan dengan menunjuk hidungnya ahli laut dan berkata rugilah anda hidup di dunia, anda akan mati kalau tidak ditolong, karena saya ahli berenang, jelasnya.
Itulah sebabnya Allah menyebutkan dalam Q.S Al Hujarat ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok).
Oleh karena itu, mari kita saling menghargai satu sama lain.
Negara kita Indonesia. Jika aman tentram damai, maka yang paling berungtung adalah kita umat Islam. Kita mayoritas dan sebagai penduduk muslim terbanyak di dunia.
Tapi kalau Indonesia kacau, maka yg paling rugi adalah kita. Lihatlah suadara kita di Timur Tengah terjadi perang, Ibadah tidak aman, dst.
Oleh karena itu, mari kita merawat kebhinnekaan, saling menghormati dan menghargai, khususnya Komitmen kita kepad kajuan Provinsi Sulsel.
Dikatakan peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebuah perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina (Isra’) dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh (Mi’raj).
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Isra: 1)
Dari ayat tersebut menurut Prof.Quraosh Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, yakni; Peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Kata “sub-ḫâna” dalam ayat Al-Isra’ yang berarti “Maha Suci Allah” menunjukkan bahwa peristiwa Isra Mikraj merupakan peristiwa besar. Kata “barakah” dalam ayat Al-Isra’ berarti “kebaikan yang bertambah”. Peristiwa Isra Mikraj tidak dapat ditangkap oleh akal manusia karena tidak sesuai dengan pengalaman hidup. Peristiwa Isra Mikraj menunjukkan bahwa perjalanan hidup manusia menuju Allah SWT hendaknya bermula dari masjid.
Isra’ Mi’raj bukanlah sekadar perjalanan fisik, tetapi memiliki hikmah yang sangat dalam. Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari peristiwa ini, diantaranya perintah shalat lima waktu diberikan langsung oleh Allah pada peristiwa Mi’raj. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim. Shalat adalah wujud hubungan langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, kita diajarkan untuk selalu mengingat Allah, berserah diri, dan memohon petunjuk-Nya.Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah meruntuhkan agama.” (HR. Al-Baihaqi)
Isra’ Mi’raj menguji keimanan para sahabat Nabi. Ketika Nabi menceritakan peristiwa ini, banyak yang meragukan kebenarannya. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penuh keyakinan langsung membenarkan Nabi, sehingga ia mendapat gelar “Ash-Shiddiq”. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, meskipun terkadang sulit diterima oleh akal.
Isra’ Mi’raj menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah. Perjalanan yang melampaui batas ruang dan waktu ini menjadi bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan bertawakal kepada-Nya.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, peristiwa Isra’ Mi’raj juga mengajarkan untuk menghadapi ujian dengan sabar dan ikhlas. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengalami peristiwa ini setelah masa-masa sulit, yaitu Tahun Kesedihan, di mana beliau kehilangan dua pendukung utamanya: Khadijah RA (istrinya) dan Abu Thalib (Pamannya). Namun, beliau tetap tegar dan yakin akan pertolongan Allah.
Mari kita jadikan peristiwa Isra’ Mi’raj ini sebagai motivasi untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, menjaga shalat, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini dan menjadi hamba Allah yang senantiasa beriman dan bertakwa.
Terakhir Hari ini dalam Kalender Hijriah, sdh masuk 1 Sya’ban 1446 H. Rasulullah mengajarkan Doa Allahumma Baariqlanaa fiy Rajab Wa Sya’ban. Waballighnaa Ramadhan??
Why important?
Karena di Bulan Ramadhan itulah, ada satu malam yg lebih baik dari 1000 bulan dan pada malam itu, tanazzalul maalaaikatu warruuhu fiyhaa biizni Rabbihim min kulli Amr. Pada malm itu turun para malaikat dan atas ijin Allah diperbaharui kembali segala urusan, termasuk Umur, berapa lama lagi kita akan hidup, rejeki, berapa banyak jatah kita selama setahun, dan jodoh, khususnya bagi yg belum menikah.
Relevansi Isra’ Mi’raj dalam Kehidupan Bernegara dengan keimanan sebagai landasan moral: Seorang individu yang kuat imannya akan memberikan dampak positif bagi komunitas dan bangsa. Salah satu hikmah besar dalam Isra’ Mi’raj adalah pesan moral untuk menegakkan keadilan dan kejujuran, yang merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa. (*)