JAKARTA, BACAPESAN– Perbankan terus mencermati kondisi ekonomi global. Khususnya, penguatan dolar Amerika Serikat alias USD terhadap berbagai mata uang negara, termasuk rupiah. PT Bank Mandiri (Persero) secara disiplin melakukan stress test dan memasukkan berbagai skenario yang terukur.
”Tekanan terhadap nilai tukar (rupiah) ini pasti memengaruhi kinerja kami, khususnya di sektor perdagangan internasional. Bank Mandiri memiliki pangsa pasar terbesar dalam pembiayaan transaksi ekspor dan impor,” ucap Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparan kinerja kinerja kuartal IV 2024, Kamis 6 Februari 2025.
Kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Bank Mandiri dalam menjaga likuiditas melalui ekspor. Di sisi lain, juga tetap fokus pada penyediaan kredit dan transaksi valuta asing. Meski demikian, bank akan terus memperkuat sumber pendanaan dengan produk-produk tradisional. Seperti tabungan dan giro dari nasabah individu maupun korporasi.
Darmawan juga memasukkan berbagai aituasi ketidakpastian global ke dalam skenario stress test Bank Mandiri. Dengan demikian, kinerja perseroan akan tetap resilien dengan proyeksi dampak pelemahan rupiah. Tidak hanya terkait dengan negara tertentu, tapi juga pasar internasional yang lebih luas.
”Kami terus merespons persaingan pasar ini dengan inisiatif-inisiatif untuk menyediakan layanan yang relevan dan adaptif,” ungkap Darmawan Junaidi.
Terkait dengan hilirisasi, lanjut dia, Bank Mandiri terus mendukung program strategis pemerintah. Penyaluran kredit pada sektor pengolahan hingga akhir 2024 mencapai Rp 185,2 triliun. Tumbuh 14,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Khusus untuk hilirisasi mineral, kredit meningkat 61,4 persen year-on-year (YoY). Kredit tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan dan operasional smelter serta refinery mineral seperti nikel, emas, dan tembaga. Bank berlogo pita emas itu memastikan manajemen risiko tetap diterapkan dengan hati-hati untuk proyek-proyek tersebut. Dengan mitigasi risiko seperti kecukupan pasokan bahan baku dan kelangsungan operasi perusahaan.
”Kami mendukung percepatan dan peningkatan program hilirisasi ini karena dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan volume ekspor, dan memperkuat daya saing industri nasional,” terang Darmawan Junaidi.
Mengenai rencana bisnis Bank Mandiri untuk 2025, Darmawan menyebutkan, berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan dari sisi kredit, dana pihak ketiga (DPK), laba, dan non-performing loan (NPL). Juga akan tetap menjaga kualitas aset dengan selektif dalam penyaluran kredit. Dengan demikian, memastikan NPL terjaga stabil serta mengoptimalkan transaksi nasabah melalui ekosistem yang terintegrasi dengan digital platform seperti Livin dan Kopra by Mandiri.
”Kami juga terus memonitor kondisi likuiditas dan menyesuaikan strategi pendanaan taktis, termasuk melalui penerbitan surat utang seperti obligasi hijau. Kami memastikan bahwa struktur pembiayaan kami tetap fleksibel untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” ungkap Darmawan Junaidi. (JP)