MAKASSAR, BACAPESAN- Firman Sidik resmi menyandang gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor Program Studi Dirasah Islamiyah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Senin (17/2/2025).
Dalam disertasinya yang berjudul “Konstruksi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo”, Firman Sidik menyoroti integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan karakter di lingkungan akademik.
Firman mengkaji tiga pertanyaan utama, yakni bagaimana konstruksi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo, bagaimana kontribusinya bagi mahasiswa, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapannya.
Penelitian kualitatif ini melibatkan sivitas akademika fakultas sebagai sumber data. Firman mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan penelusuran referensi. Analisis dilakukan dalam tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan karakter dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan karakter di masyarakat. Firman merekomendasikan redesain kurikulum akademik yang memasukkan mata kuliah berbasis kearifan lokal, serta kegiatan ekstrakurikuler dan program kepemimpinan yang memungkinkan mahasiswa mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal berkontribusi positif dalam membentuk individu yang cerdas emosional, peduli sosial, toleran, mandiri, dan memiliki semangat gotong royong,” kata Firman. Ia menyoroti nilai-nilai lokal seperti huyula (gotong royong), buhuta (kebersamaan), basarata (kesederhanaan), dan walama (sikap saling menghormati).
Meski demikian, penelitian ini menemukan sejumlah tantangan, seperti kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal, keterbatasan sumber daya, serta belum sepenuhnya terintegrasinya konsep ini dalam kurikulum.
Firman menekankan bahwa pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dapat menjadi sarana untuk mengeksplorasi dan menghargai budaya lokal, sekaligus membentuk generasi yang beretika dan berwawasan global tanpa kehilangan identitas budaya.