Menkes Budi Sebut Peran Asuransi Sangat Penting

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menggelar diskusi seputar penanganan kanker di Indonesia bertajuk “Critical Role of Private Insurance in Personalized Cancer Care Coverage”, yang dihadiri oleh 70 orang partisipan yang merupakan pelaku industri asuransi jiwa.

Diskusi ini merupakan bagian rangkaian memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari. Kegiatan ini melibatkan para pemangku kebijakan dan kepentingan dunia kesehatan dalam menghadapi momok kanker di Indonesia.

Para panelis dalam diskusi itu adalam Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Ahmad Irsan A Moeis, Senior Vice President & Head Of Malaysia Re Mohammad Nizam Yahya, Dewan Pengurus Ketua Bidang IT Persatuan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) Sigit Adiwijaya, dan Ketua Umum Forum Komukasi Klaim Asuransi Indonesia (FOKKAI) Hendro Sulistiyo, dan Chief Executive Officer MRCCC Siloam Hospitals dr. Edy Gunawan, MARS.

Selain itu, diskusi juga dihadiri oleh pakar dan akademisi yakni Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Barkah Taim, Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Andhika Rahman.

Tidak hanya itu, diskusi turut dihadiri Perwakilan dari Cancer Information and Support Center Association (CISC) Aryanthi Baramuli Putri. Sedangkan dari industri farmasi diwakili Associate Director of Market Access and Policy PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia) dr. Donda Hutagalung.

Di sisi lain, kegiatan inipun menuai sambutan positif dari Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Pasalnya, mengacu data dan fakta, saat ini kanker menjadi salah satu momok global.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), pada 2022 Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus baru dengan 242.099 kematian akibat kanker. Bahkan, jika tidak ada intervensi yang efektif, jumlah kasus ini diperkirakan meningkat 63 persen pada 2040.

Dalam sambutan yang diwakili Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kemenkes Ahmad Irsan A. Moeis, menteri mengungkapkan persoalan kanker tidak saja berdampak secara medis, melainkan pula dari sisi pendanaan dan pembiayaan.

Merujuk data Kemenkes, terdapat sedikitnya 6,3 juta orang berkunjung ke rumah sakit dengan diagnosis kanker. “Jumlah itu baru yang didata dari kunjungan ke rumah sakit, dan pengguna JKN [Jaminan Kesehatan Nasional],” singgung Menkes.

Persoalannya, dari total kunjungan tersebut saja, setidaknya menghabiskan anggaran JKN sekitat Rp13 triliun. “Karena itu tantangan penanganan kanker tidak saja persoalan medis, tetapi juga masalah pembiayaan dan pendanaan,” tulis Menkes dalam sambutannya.

Lebih jauh, pembiayaan kanker kian jadi penting, mengingat penanganan yang kompleks, serta belum terbiasanya masyarakat melakukan pemeriksaan.

Hal ini terbukti dari statistik, terdapat 2 dari 3 penderita kanker, mengetahui diagnosis saat penyakit dalam stadium berat. Problemnya, penanganan kanker stadium berat itu membutuhkan berbagai terapi, mulai dari kemoterapi hingga imunoterapi.

Tantangan ini juga yang membuat penanganan kanker menjadi tinggi. Budi berharap terdapat sinergi positif antar pemangku kepentingan dan kebijakan. “Mulai dari pelaku dan pelayanan kesehatan hingga penyedia asuransi, serta pembiayaan,” tuturnya. (JP)

  • Bagikan