JAKARTA, BACAPESAN– Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memperkuat layanan SAPA 129. Di antaranya dengan menggandeng Bank Central Asia (BCA).
SAPA 129 merupakan layanan pengaduan untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Biasanya, aduan yang masuk ke SAPA 129 akan langsung ditindaklanjuti oleh petugas di lapangan.
Menteri PPPA Arifah Fauzi mengungkapkan, kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga profesi dalam memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik bagi perempuan dan anak. Sebab, memberikan perlindungan pada perempuan dan anak merupakan kewajiban semua pihak.
“Apresiasi saya sampaikan pada BCA. Kemudian, Polri dan PERADI atas komitmen dan dukungannya dalam upaya meningkatkan kualitas layanan perlindungan perempuan dan anak di Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Selasa 4 Maret.
Diakuinya, kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk kekerasan fisik, psikis, dan seksual.
Hal ini pun didukung data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Di mana di tahun 2024, tercatat adanya 31.947 kasus kekerasan, dengan jumlah korban perempuan mencapai 27.658 orang dan korban laki-laki sebanyak 6.894 orang. Angka ini naik dibanding 2023, di mana kasus kekerasan mencapai 29.883 kasus, dan korban perempuan sebanyak 26.161 korban.
Menurut Arifah, untuk menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan aman bagi perempuan dan anak, pihaknya pun telah menetapkan tiga program prioritas. Yakni, Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang bertujuan mendukung visi Indonesia Emas 2045, peningkatan pelayanan publik melalui call center SAPA 129, serta penguatan data perempuan dan anak berbasis desa. “Ketiga program ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak agar dapat berjalan secara optimal,” tuturnya.
Dalam rangka mendukung program tersebut, kerja sama dengan BCA dilakukan untuk meningkatkan layanan SAPA 129. Sehingga ke depan, SAPA 129 dapat memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat yang membutuhkan pendampingan dan konsultasi dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengamini pentingnya perlindungan dan kesejahteraan perempuan dan anak. Kedua hal tersebut memiliki peran krusial dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sebagai bagian dari kerja sama ini, BCA akan berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas SDM SAPA 129, mengembangkan sistem respons dan IT, serta melakukan quality control terhadap layanan tersebut,” paparnya.
Selain itu, BCA juga akan membantu dalam menyosialisasikan program SAPA 129 agar lebih dikenal masyarakat. (JP)