BSI Target Sediakan 50 ATM Emas

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Usai diresmikan sebagai salah satu bulion bank pada 26 Februari, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat layanan. Kini, pengembangan komoditas emas menjadi new game changer di industri perbankan syariah.

”Hal tersebut didasari potensi dan peluang pengembangan alternatif bisnis yang memberikan nilai investasi bagi masyarakat. Bisnis bank emas berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat, industri, dan pertumbuhan perekonomian nasional melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” ucap Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna di kantornya, Rabu 5 Maret.

Menurut dia, peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia sangat besar. Mengingat, permintaan emas per kapita masih yang terendah di Asia Tenggara. Hanya 0,16 gram per orang. Padahal, kajian McKinsey menunjukkan emas yang beredar di masyarakat mencapai 1.800 ton dari sektor hulu ke hilir.

Jumlah emas batangan diproyeksikan sebesar 321 ton yang dapat dimonetisasi. Apalagi, Indonesia memiliki potensi cadangan emas Indonesia nomor enam terbesar di dunia setara dengan 2.600 ton. Serta, termasuk dalam top 10 negara produsen emas global mencapai 100 ton di 2020.

Melalui usaha bank emas, kata Anton, BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas. Untuk kemudian memonetisasi aset emas yang kurang produktif dan memberikan kemudahan alternatif investasi syariah. Bisnis emas mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan melalui produk Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, serta BSI Gold dengan karatase 99,99 persen standar nasional Indonesia (SNI) dan bersertifikat Majelis Ulama Indonesia (MUI).

”Didukung 110 ribu jaringan agen dan aplikasi BYOND. Dengan begitu, layanan bank emas yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun,” ujar Anton.

Selama 2024 total emas kelolaan BSI mencapai 17,5 ton. Dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton. Tahun ini, bank syariah hasil merger tiga entitas Himbara itu akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas. Yakni penitipan emas dan perdagangan emas.

Terdapat 3 layanan utamanya adalah jual beli dan titip emas melalui BYOND, kemudahan membeli emas fisik secara tunai dan cicil BSI Gold, dan pengembangan ATM emas.

”BSI ATM Emas menjadi yang pertama di Indonesia yang dimiliki entitas yang menjalankan bisnis bank emas,” ujar Anton Sukarna.

Saat ini, nasabah BSI yang mencapai 21 juta. Sekitar 8 juta pengguna super app BYOND. Operasional perseroan didukung 1.130 jaringan kantor cabang. Ke depan, ditargetkan akan memiliki sekitar 50 ATM emas.

”Investasi emas bisa menjadi solusi untuk kesiapan pelunasan ibadah haji yang masa tunggunya 15-20 tahun. Hal ini karena nilai emas terus naik tiap tahun,” tandas Anton Sukarna. (JP)

  • Bagikan