Perkuat Serapan Industri Susu Nasional, Peternak Susu Sapi Gelar Rembuk Nasional

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Industri susu nasional diketahui masih kecil, stagnan, jalan di tempat. Hal tersebut melihat keseriusan pemerintah yang tampaknya abai terhadap produsen susu lokal yang sebetulnya punya potensi.

Buktinya beberapa waktu lalu, produsen susu sapi di Boyolali melakukan aksi buang-buang susu sapi lantaran menganggap pemerintah kurang memperhatikan nasib peternak sapi perah. Serapan susu lokal masih kecil, sementara keran impor susu sapi justru dibuka.

Tetap bertahan dan coba terus bangkit, para peternak sapi perah dan produsen susu lokal berkumpul di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Susu Mbok Darmi, pelopor minuman susu pasteurisasi berbasis kemitraan dengan peternak sapi lokal.

Acara ini diklaim merupakan bentuk apresiasi terhadap mitra peternak yang memiliki peran penting dalam rantai pasok industri susu nasional yang terus berkontribusi dalam menyediakan bahan baku susu berkualitas tinggi.

Mengusung tema “Sinergi Membangun Masa Depan”, pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara PT Sumoda Tama Berkah, perusahaan pemilik merek Susu Mbok Darmi, dengan para mitra peternaknya. Selain itu juga menjadi forum bagi para peternak untuk berbagi pengalaman, mendapatkan edukasi, serta memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri susu.

“Kami percaya bahwa kualitas susu sapi yang sampai ke konsumen tidak terlepas dari kesejahteraan dan semangat peternak dalam menjaga usahanya. Acara ini adalah salah satu cara kami untuk menunjukkan apresiasi dan memperkuat sinergi dengan mitra peternak.” ujar Dhony Pratama, CEO Susu Mbok Darmi melalui keterangannya.

Dhony menambahkan menurut berbagai riset, rendahnya produksi susu dalam negeri disebabkan oleh dua faktor utama yakni jumlah sapi perah yang terbatas dan produktivitas yang masih rendah.

“Karenanya, kemitraan dengan produsen susu merupakan salah satu solusi agar peternak sapi perah dapat menerapkan pola ternak yang baik sehingga mampu meningkatkan produksi dan kualitas susu nasional,” imbuh Dhony.

Sebagai peternak, dirinya melanjutkan kalau pihaknya menghadapi banyak tantangan setiap hari. Pertemuan tersebut dikatakan menjadi momen penting untuk saling bertukar wawasan, berbagi pengalaman dan dukungan dalam menghadapi tantangan industri susu.

“Berkolaborasi membuat kita terdorong agar bisa meningkatkan kualitas untuk jadi lebih baik” ujar Roziqun, Albaqoroh Farm.

Gathering Mitra Peternak dihadiri oleh puluhan peternak dari Bogor dan Bandung, dengan agenda utama berupa diskusi interaktif dan sesi edukasi bagi peternak yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam menjaga kualitas susu.

“Sebagai pelopor minuman susu pasteurisasi yang berkomitmen mendukung peternak lokal, kami berharap sinergi antara peternak dan pelaku industri ini kian membawa manfaat yang berkelanjutan serta menghadirkan produk susu berkualitas bagi masyarakat luas,” tutup Dhony.

Gathering yang dilakukan Susu Mbok Darmi sejalan dengan arahan Kementerian Pertanian bahwa industri pengolahan susu wajib membeli susu dari peternak lokal, dengan tujuan mendorong peningkatan produksi susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor susu.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebutkan bahwa pihaknya sudah menyurati seluruh industri pengolahan susu dalam negeri untuk melaksanakan instruksi tersebut yang merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto. Industri pengolahan susu wajib mengambil susu lokal.

Wamentan juga menyebutkan bahwa saat ini 80 persen konsumsi susu nasional dipenuhi dari impor, mengingat industri susu dalam negeri baru bisa memproduksi sebesar 20 persen dari kebutuhan konsumsi susu. Presiden Prabowo kemudian menginstruksikan agar perlahan impor susu dapat ditekan serta meningkatkan produksi susu lokal dengan mendatangkan sapi indukan. (JP)

  • Bagikan