MAKASSAR, BACAPESAN– Forum Pemimpin Perempuan Makassar (FPPM) bersama Konsulat Jenderal Australia di Makassar menggelar talkshow bertajuk For ALL Women and Girls: Rights, Equality, Empowerment.
Acara digelar dalam rangka jelang peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama ini berlangsung di Gedung IMMIM, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (6/3/2025).
Pada kegiatan ini, dihadiri oleh Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Sulsel, Andi Mirna, dan narasumber talkshow yakni Ketua DPP IMMIM, KH Ishaq Samad, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, dan Sekertaris FPPM, Setyawati Yani.
Ketua FPPM, Nur Fadjri Fadeli Luran, berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan perempuan di Sulawesi Selatan.
“Mudah-mudahan perayaan ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan untuk terus berkembang. Tahun ini peringatan International Women’s Day lebih semarak dan berwarna dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Menurut Nur Fadjri, kehadiran para tokoh dari berbagai bidang, mulai dari akademisi, pemimpin media, hingga perwakilan Kementerian Agama, menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Ia menceritakan awal terbentuknya FPPM dari program Australia Awards for Muslim Women Leaders pada 2017.
Di mana, FPPM Lahir sebagai wadah untuk mendorong toleransi dan pemberdayaan perempuan di Sulawesi Selatan.
Program yang diikuti oleh 10 perempuan asal Makassar itu berlangsung di Deakin University, Australia.
Mereka adalah Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA – Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Majdah Muhyiddin Zain Agus Arifin Nu’mang, MSi. – Ketua Harian Yayasan PT Al-Gazali.
Lanjut, Prof. Dr. Hj. Amrah Kasim, MA. – Peneliti senior dan Dosen dalam bidang sosial budaya UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hj. Syamsudhuha Saleh, M.Ag – Professor UIN Alauddin Makassar / Pimpinan DPP IMMIM dalam bidang Pemberdayaan Perempuan.
Dr. Nurhayati Azis, SE., M.Si. – Ketua PW ‘AISYIYAH Sulawesi Selatan, Dr. Hj. Nurlinda Azis, M.Si. – Ketua Divisi Pemberdayaan Perempuan PW AISYIYAH Sulawesi Selatan dan Dr.Hj.Nurjannah Abna, M.Pd. – Wakil Ketua Bendahara Majelis Ulama Indonesia di Sulawesi Selatan
Lalu, Dosen di Universitas Muslim Indonesia Hj. Setyawati, ST, MT, Ph.D – Kepala Kantor Urusan Internasional, Universitas Muslim Indonesia, Dr. Hj. Yuspiani, M.Pd. – Kepala Biro Administrasi dan Akademik, Kerjasama dan Kemahasiswa UIN Alauddin Makassar
Serta Dr. Ir. Hj. Nur Fadjri Fadeli Luran, M.Pd. – Ketua YASDIC IMMIM.
Selama pelatihan, para peserta melakukan benchmarking ke berbagai organisasi perempuan serta berdiskusi dengan tokoh perempuan dari parlemen, pemerintahan, organisasi sosial, hingga dunia usaha. Tema yang diusung adalah “Multikulturalisme dalam Pemberdayaan Perempuan.”
Setahun setelahnya, pada 2018, para alumni program ini menginisiasi pertemuan bersama Konsulat Jenderal Australia dan tokoh-tokoh perempuan Sulawesi Selatan. Pertemuan yang digelar di Hotel Melia, Makassar, menjadi tonggak lahirnya FPPM.
Forum ini mewadahi para pemimpin perempuan dari berbagai latar belakang agama, budaya, pekerjaan, dan pendidikan dengan visi menciptakan kesejahteraan melalui toleransi dan pemberdayaan perempuan.
Nur Fadjri Fadeli Luran, menyebut forum ini bertujuan membangun masyarakat yang lebih toleran dan sinergis dalam memberdayakan perempuan.
FPPM memiliki misi untuk menerapkan kesadaran multikulturalisme, meningkatkan kapasitas perempuan di berbagai sektor, serta mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak guna mencapai kemajuan bersama yang berkelanjutan.
Sejak terbentuk, FPPM terus aktif dalam berbagai program yang berfokus pada penguatan peran perempuan dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Adapun pengurus FPPM sebanyak 42 anggota yang terdiri dari para perempuan dari berbagai bidang dan tokoh.
FPPM juga secara aktif melaksanakan berbagai kegiatan yang sifatnya kolaboratif. Seperti, Menyediakan layanan vaksinasi kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pesantren IMMIM, mengadakan seminar moderasi beragama yang bertemakan “Perempuan Agen Moderasi Beragama” dan
Menggelar aksi solidaritas penyematan bunga hitam dengan berbagai lembaga maupun individu sebagai respons terhadap bom.
Tak hanya itu, kegiatan lainnya yakni, mensosialisasikan peranan perempuan terhadap pencegahan tindak terorisme dan mengadakan seminar dengan tema “Toleransi dan Pemberdayaan” dan memberikan penghargaan terhadap tokoh inspiratif pada Hari Peringatan Perempuan.
Sementara itu, Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, menyatakan bahwa diskusi seperti ini menjadi momentum untuk melihat langkah konkret dalam memajukan kesetaraan gender.
“Setiap tahun pada 8 Maret, dunia memperingati International Women’s Day sebagai ajang refleksi menuju kesetaraan. Indonesia dan Australia berbagi panggung global dalam isu ini, termasuk dalam upaya menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan,” kata Todd Dias.
Ia menambahkan, meskipun telah ada kemajuan, masih banyak langkah yang harus ditempuh untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati.
” Makanya saya sangat senang, Konjen Australia berkerja sama dengan FPPM di IMMIM jelang Internasional Womens Day dan sangat bersyukur,” tutup Todd Dias.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Sulsel, Andi Mirna, menyoroti peran perempuan yang semakin kuat di sektor kepemimpinan.
” Perempuan di Sulsel itu hebat hebat karena sekarang ini ada sekitar tujuh perempuan yang menjadi pemimpin di Sulsel ” terang Andi Mirna.
Ia menyebut saat ini ada tujuh perempuan yang menjadi pemimpin di Sulawesi Selatan, termasuk Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi, serta tiga bupati perempuan, Bupati Sinjai Hj. Ratnawati Arif, Bupati Gowa Husniah Talenrang, dan Bupati Barru Andi Ina Kartika. Selain itu, ada dua wakil bupati perempuan, yakni Wakil Bupati Sidrap Nurkanaah dan Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham, serta Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi.
Andi Mirna mengapresiasi inisiatif FPPM dan Konjen Australia dalam menyelenggarakan diskusi ini.
“Saya merasa terhormat mewakili perempuan di Sulsel dalam acara ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menggagas kegiatan penting ini,” ujarnya.