Menko Perekonomian Ajak Prancis Transfer Teknologi Hijau di Indonesia

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Chairman of the Board of Business France and France Ambassador for International Investments Pascal Cagni di Paris, Prancis pada Kamis (6/3). Pertemuan ini berlangsung disela-sela acara OECD.

Pertemuan ini membahas berbagai isu strategis dalam rangka memperkuat hubungan bisnis Indonesia-Prancis, terutama terkait investasi. Kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, industri pertahanan, dan komitmen Prancis untuk mendukung Indonesia dalam proses aksesi menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Menko Airlangga mendorong Prancis untuk dapat mendukung penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA). “Kesepakatan ini akan memberikan manfaat besar bagi sektor perdagangan dan investasi di Indonesia dengan Uni Eropa, termasuk peningkatan ekspor dan kemudahan investasi. Perundingan I-EU CEPA telah dilakukan sebanyak 19 putaran dalam 9 tahun terakhir,” ucapnya.

Airlangga juga menegaskan kembali urgensi untuk segera menyelesaikan proses negosiasi, guna menangkap peluang kerja sama bagi Indonesia dan negara-negara Uni Eropa. Kondisi perdagangan global saat ini yang diwarnai proteksionisme membutuhkan strategi mitigasi kelancaran arus perdagangan dan investasi.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini pun mempromosikan peluang kerja sama dengan Prancis. Terutama dalam mengembangkan inovasi teknologi hijau untuk mendukung industri nasional dalam memenuhi persyaratan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).

Dalam kesempatan ini Menko Airlangga meminta dukungan Prancis dalam hal transfer teknologi, investasi, dan pengembangan kapasitas industri rendah karbon, khususnya di sektor baja, aluminium, dan pupuk.

“Prancis memiliki keahlian dalam hal teknologi hidrogen. Indonesia dapat mengusulkan proyek percontohan pemanfaatan green hydrogen dalam produksi bahan dan pupuk yang rendah karbon,” ujar Airlangga.

Selain itu, Indonesia juga mendorong realisasi komitmen Prancis dalam pembiayaan hijau terutama melalui inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP), khususnya guna membantu pendanaan transisi industri menuju kepatuhan terhadap kebijakan CBAM.

Sementara, Chairman Cagni menyatakan, mendukung penuh Indonesia dalam proses reformasi kebijakan yang sesuai dengan standar instrumen OECD. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola publik sehingga dapat menarik investasi asing lebih banyak, termasuk dari Prancis.

Prancis merupakan salah satu mitra utama Indonesia di bidang ekonomi. Bagi Indonesia, Prancis merupakan negara asal FDI terbesar ke-11 secara global dan terbesar ke-3 dari Eropa, atau peringkat terbesar ke-2 dari Uni Eropa pada tahun 2023.

(JP)

  • Bagikan

Exit mobile version