Bareskrim Polri Telusuri Kasus Penipuan Fake BTS

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN- Bareskrim Polri masih menelusuri kasus penipuan fake BTS yang sebarkan SMS Blast berisi penipuan. Penelusuran ini bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji, menjelaskan, sampai saat ini pihaknya telah menerima 6 laporan polisi (LP) terkait fake BTS, 4 diantaranya berada di Polda Metro Jaya dan 2 diantara di Mabes Polri.

Total kerugian yang didapat dari total 6 LP tersebut adalah Rp 473,3 juta dengan 12 korban, serta tiga bank yang teridentifikasi terdampak.

”Sampai dengan hari ini, baru 6 laporan polisi terkait dengan laporan fake BTS dengan menggunakan fake perbankan, 3 perbankan yang teridentifikasi sementara dan 12 orang korban. Kerugiannya total dari 6 LP itu Rp 473,3 juta,” kata Himawan di Kantor Komdigi, Selasa (25/3).

Sampai saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan berkoordinasi bersama sejumlah stakeholder seperti BSSN dan Komdigi. Adapun penelusuran penipuan terkait fake BTS ini pun didasarkan oleh laporan Komdigi yang bersanding dengan provider, serta dikoneksikan dengan laporan polisi yang diterima.

”Kami mendasari dari laporan polisi yang kami terima sehingga dua informasi ini dikolaborasi, dikomunikasikan untuk bisa mendapatkan tersangkanya di lapangan,” ungkap dia.

Sementara itu, Komdigi melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital juga membentuk satuan tugas (satgas) untuk menelusuri kasus ini, sekaligus mempercepat penanganan dan penindakan penggunaan fake BTS. Sejumlah pihak pun ikut dilibatkan, diantaranya adalah Bareksrim Polri, Bank Indonesia, Diskominfo DKI, BSSN, dan sejumlah pihak operator seluler.

Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni, menjelaskan, satgas ini telah melakukan pengumpulan dan aduan dari masyarakat melalui operator seluler. ”Kemudian tim menganalisa data aduan masyarakat untuk menentukan lokasi dan waktu kejadian melalui analisa handover pilot jaringan operator seluler,” jelas dia.

Selanjutnya, tim satgas mengumpulkan data CCTV Jakarta Spark City di beberapa area Jakarta. Yang dilanjutkan dengan sosialisasi dampak SMS masking yang dikirim melalui SMS Fake BTS. ”Kemudian proses pengawasan dimulai sejak tanggal 13. Jadi mengintai dimana hasil dari kegiatan pemantauan dan pengawasan tertentu telah terkumpul fakta,” tukas dia. (JP)

  • Bagikan