Pemerintah Siap Naikkan Volume Impor Barang dari Amerika Serikat

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN- Jalur negosiasi dipilih menjadi langkah utama oleh pemerintah RI untuk merespons kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, berdasar arahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia siap meningkatkan volume impor barang dari AS.

’’Arahan Bapak Presiden adalah bagaimana delta dari impor ekspor kita yang bisa mencapai USD 18 miliar itu diisi dengan produk-produk yang kita impor, termasuk gandum, kapas, bahkan juga produk minyak dan gas,’’ ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Senin 7 April.

Selain itu, Indonesia juga akan membangun beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk kilang minyak. Dia mengatakan salah satu komponen untuk kilang itu juga mungkin akan dibeli dari AS.

Airlangga melanjutkan, pemerintah juga akan mempertimbangkan revisi penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan (PPh) impor atas produk AS. Saat ini, tarif umum PPN impor sebesar 11 persen; sementara tarif umum PPh impor 2,5 persen (bagi pemegang API/Angka Pengenal Importir) atau 7,5 persen (tanpa API).

Mantan Menperin itu menyebut, Indonesia telah berkomunikasi United States Trade Representative (USTR) mengenai kebijakan tarif resiprokal ditetapkan sebesar 32 persen. USTR kini menunggu proposal negosiasi konkret dari Indonesia terkait tarif tersebut. Upaya tersebut diharapkan bisa mendapat respons yang baik.

Terpisah, Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara terkait kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif impor. Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan tersebut dengan kepala dingin dan penuh percaya diri.

“Mungkin sudah-sudah mendengar, seluruh dunia digoncang oleh banyak masalah, di mana-mana. Perseteruan antara negara-negara besar. Yang terakhir, perang dagang, kita juga kena. Tapi kita tenang. Kita punya kekuatan,” ujarnya di sela-sela Panen Raya di Majalengka, Senin 7 April.

Presiden menegaskan bahwa Indonesia akan mengambil langkah diplomatik dengan membuka perundingan, termasuk berunding dengan pemerintah Amerika Serikat. Menurutnya, Indonesia menginginkan hubungan internasional yang sehat dan setara.

“Kita akan juga buka perundingan sama Amerika. Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik. Kita ingin hubungan yang adil. Kita ingin hubungan yang setara. Jadi kita tidak ada masalah,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Presiden juga menekankan pentingnya prinsip resiprokal dalam hubungan internasional. Ia menyatakan bahwa setiap permintaan dari negara lain yang masuk akal akan dihormati, selama hal tersebut juga memperhatikan kepentingan rakyat Indonesia.

“Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri,” tambahnya.

Presiden menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan global yang ada, termasuk dampak dari perang dagang. “Kalaupun ada tantangan, ya kita hadapi dengan gagah, dengan tegar. Mungkin ada berapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit. Dengan tingkat yang baik,” pungkasnya. (JP)

  • Bagikan