TAKALAR, BACAPESAN – Hilangnya beberapa bagian selasar dari rumah adat kayu “Balla Lompoa” Takalar menuai sorotan tajam.
Tokoh adat sekaligus Guru Besar Hukum Adat dan Agraria, Prof. Dr. H. Aminuddin Salle, SH, MH, meminta aparat penegak hukum segera turun tangan untuk menyelidiki raibnya bagian penting dari bangunan bersejarah tersebut.
Rumah adat yang dulunya berdiri megah di samping Rumah Jabatan Bupati Takalar itu dipindahkan ke Baruga Karaeng Bainea di masa pemerintahan Syamsari Kitta.
Namun, setelah proses pemindahan, warga mulai mempertanyakan keutuhan bangunan tersebut. Beberapa bagian selasar dikabarkan tidak ikut berpindah dan diduga hilang.
“Rumah adat itu seharusnya dipelihara dan dilestarikan, bukan malah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, apalagi oleh mantan pejabat,” tegas Prof. Aminuddin Salle, yang akrab disapa Karaeng Patoto.
Ia mendesak agar inspektorat dan aparat penegak hukum segera mengusut siapa yang mengambil bagian-bagian rumah adat tersebut dan digunakan untuk apa.
Menurutnya, rumah kayu yang dibangun pada masa Bupati Ibrahim Rewa itu kini telah diresmikan sebagai Museum Daerah Balla Appaka.
Lokasinya yang strategis di jalur utama Takalar membuat museum ini mudah diakses masyarakat. Warga kerap singgah untuk berfoto, berteduh, atau menyaksikan koleksi foto sejarah dan peninggalan budaya Takalar.
“Balla Lompoa kini menjadi simbol penting sejarah, adat istiadat, dan budaya Takalar. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaganya, bukan merusaknya diam-diam,” tegas Karaeng Patoto. (BS)