Mensos Jamin Sekolah Rakyat Hanya untuk Keluarga Miskin Ekstrem dan Tanpa Orang Dalam

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Tangis Napsiah, seorang ibu tunggal buruh tani, pecah. Ia tak kuasa menahan haru karena dua anak kembarnya, Siti Asiah dan Siti Khasanah (15), akan menjadi bagian dari Sekolah Rakyat.

Momen mengharukan itu terjadi dalam Dialog Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf Bersama Calon Siswa Sekolah Rakyat dan Orangtua yang digelar di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (4/5). Saking bahagianya, Napsiah bahkan sempat sujud syukur.

“Saya minta doa semoga anak saya bisa jadi orang sukses. Pak Menteri panjang umur. Semoga Pak Presiden diparingi sehat walafiat. Terimakasih Pak Prabowo,” ucap Napsiah dengan suara bergetar.

Dalam kesempatan tersebut, Mensos mengungkapkan, hanya anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, terutama yang berada di desil 1 dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang berhak menjadi siswa Sekolah Rakyat. Untuk memastikan hal tersebut, proses seleksi calon siswa akan diawasi secara ketat.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, Dinsos, serta DPRD akan turut mengawasi proses penerimaan dan pelaksanaan program ini agar tepat sasaran dan bebas dari penyimpangan.

Pemda harus melakukan verifikasi siapa saja yang akan menjadi siswa di Sekolah Rakyat. Kepada para pendamping, mensos juga berpesan untuk tidak melakukan KKN dan menggunakan ukuran subjektif.

“Harus dibuktikan foto dan lain sebagainya bahwa mereka miskin ekstrem dan layak memang sekolah di Sekolah Rakyat. Tidak ada ordal. Tidak ada yang bisa main-main, bayar-membayar, sogok-menyogok untuk sekolah yang menjadi program Presiden Prabowo,” tegas pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut.

Dia melanjutkan, proses seleksi pun tidak menggunakan tes akademik. Seleksi akan dimulai dari seleksi administrasi, pemeriksaan kesehatan, hingga pemetaan kemampuan akademik.“Tidak ada seleksi akademik, berapa pun kapasitas kemampuannya, ini atas arahan presiden,” jelasnya.

Nantinya, kata dia, lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga memiliki akhlak, jati diri, dan kepercayaan diri. Karenanya, di sekolah berbasis asrama ini nanti, tak hanya pendidikan akademik yang ditekankan tapi juga pendidikan karakter.

Di sisi lain, Gus Ipul juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait pengentasan kemiskinan berbasis DTSEN dan pembangunan Sekolah Rakyat. Menurutnya, ego sektoral harus dibuang jauh-jauh guna menyukseskan tujuan tersebut.

Presiden telah mengeluarkan Inpres No 4 dan 8 tahun 2025 sebagai langkah strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan. Untuk itu Gus Ipul menekankan dari tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten sampai ke Provinsi agar bekerja secara terarah, terpadu, berkelanjutan dan setiap tahun ada target graduasi.

“Jangan sampai Kabupaten, Provinsi, bahkan Kemensos punya data sendiri. Hanya ada DTSEN yang dikelola oleh BPS,” pungkasnya. (JP)

  • Bagikan