Ratusan Driver Ojol Sambangi Kemnaker, Ada Apa?

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Ratusan driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam Koalisi Pandawa V yakni Koalisi Ojol Nasional (KON), Laskar Malari, Keluarga Besar Driver Jabodetabek (KBDJ), Tiga Pilar, dan Kalibata Bersatu terus melakukan protes terhadap produk Grab Hemat yang dinilai merugikan dan menyengsarakan para mitra driver ojol. Kamis (8/5) lalu, ratusan driver ojol itu mendatangi kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta.

Mereka mengeluhkan program langganan Hemat yang dijalankan Grab. Program Hemat itu dinilai tidak fair dan membuat pendapatan mitra driver turun drastis.

Juru Bicara Koalisi Pandawa V, Mohammad Rahman mengatakan bahwa Grab sebelumnya sudah mengeluarkan program Grab Hemat. Akan tetapi program ini ternyata berdampak signifikan terhadap semua mitra ojol, baik yang sebelumnya sudah mendapatkan Bonus Hari Raya (BHR) maupun yang belum dapat BHR.

“Dampaknya besar. Komisi 20 persen tetap, tapi sekarang ada potongan tambahan per orderan kalau ikut program Grab Hemat, antara Rp 3.000–Rp 20.000. Kalau tidak ikut Grab Hemat, tidak dapat orderan. Ini yang menyakitkan teman-teman di lapangan,” kata Mohammad, dikutip Jumat 9 Mei.

Dia mengatakan, BHR yang sebelumnya diperoleh mitra driver saat menyambut Hari Raya Lebaran di Maret lalu juga dianggap ‘menipu’, karena BHR itu menjadi beban baru bagi mitra, lantaran muncul tarif produk layanan Hemat yang dinilai memberikan fee terlalu rendah bagi para mitra.

“Artinya, BHR ini tidak dinikmati semua driver. Tapi dampaknya kini dirasakan oleh semua, khususnya mitra Grab,” kata Mohammad.

Oleh sebab itu, para driver pun mendesak agar Kemnaker segera memanggil pihak Grab untuk mendorong penghapusan program Hemat tersebut. Sementara itu, perwakilan ojol dari Laskar Malari, Dani Stefanus menilai, pemerintah melalui Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Wamenaker Immanuel ‘Noel’ Ebenezer mestinya bertanggung jawab atas dampak BHR yang berujung pada adanya program Hemat yang digagas Grab.

“Kalau driver nggak ikut Grab Hemat, susah dapat orderan. Kalau dia (menteri) gentle, keluar, minta maaf (kepada para ojol), selesai,” tegas Dani.

Sebagai informasi, demo Kamis lalu merupakan lanjutan dari aksi unjuk rasa yang dijalankan ratusan driver ojol Grab dalam beberapa pekan terakhir. Demo soal layanan ini sebelumnya sudah meluas dari Cirebon, Jogjakarta, Makassar, Mataram, hingga Medan, dan Jakarta.

Selain soal Grab Hemat, demo juga menuntut agar pemerintah menghentikan eksploitasi dan komersialisasi driver ojol yang didorong menjadi bagian dari kelompok buruh. Bahkan ada serikat buruh tertentu seolah-olah memperjuangkan kepentingan ojol. Padahal, status ojol berbeda dari serikat buruh/serikat pekerja karena berlandaskan kemitraan. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version