Pastikan Aman dan Sehat, Konsumsi Jamaah Calon Haji Diawasi Secara Ketat

  • Bagikan

MAKKAH, BACAPESAN- Sebanyak 55 dapur katering di Makkah kini menjadi tulang punggung konsumsi bagi puluhan ribu jemaah haji Indonesia yang terus berdatangan dari Madinah. Sampai Rabu (14/5), pukul 10.40 waktu Arab Saudi (WAS), tercatat 24.465 jemaah dari 63 kloter telah tiba dan mulai menghuni hotel-hotel di Kota Makkah.

Di tengah arus besar itu, kebutuhan konsumsi jemaah menjadi perhatian utama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Untuk menjaga kualitas makanan, pengawasan terhadap dapur dilakukan secara ketat. Bahkan, tim khusus dari PPIH melakukan visitasi ke dapur tiga kali sehari.

“Kita selalu melakukan pengecekan setiap harinya, tiga kali kunjungan ke dapur-dapur,” ujar Agung Ilham, Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi dari Poltekpar NHI Bandung, yang turut mengawasi proses konsumsi jemaah.

Jadwal visitasi tersebut dibagi dalam tiga sesi: dini hari, pagi, dan siang hari. Visitasi dini hari, misalnya, dimulai pukul 01.00 waktu Arab Saudi. Saat itu, tim memeriksa kesiapan makanan sarapan pagi yang sedang dalam tahap pengemasan.

“Pengecekan makan pagi dilaksanakan visitasi dapur pada jam 1 pagi. Kami lihat langsung bagaimana makanan dikemas dan dipastikan masuk ke hotbox dengan suhu yang tepat,” terang Agung.

Selanjutnya, visitasi pagi dilakukan untuk memastikan pengemasan makan siang berjalan lancar. Lalu visitasi siang untuk kontrol makan malam. Ketiganya bertujuan memastikan bahwa prosedur higienitas, rasa, nutrisi, dan gramasinya sesuai standar yang ditetapkan.

Setiap dapur wajib mengirimkan sampel makanan ke dua titik. “Satu ke Kantor Daker Makkah, satu lagi ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Kita cek mulai dari rasa, kandungan gizi, sampai mikrobiologisnya,” tegas Agung.

Dapur-dapur tersebut tersebar di berbagai kawasan di Makkah, termasuk dapur Ragheeb di kawasan Shauqiah, tempat tim Jawa Pos ikut menyaksikan langsung proses pengecekan.

Masing-masing dapur memiliki kapasitas produksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi per hari, dan harus siap menyuplai makanan tiga kali sehari, plus snack, ke hotel-hotel jemaah yang tersebar di berbagai sektor. Pada puncak haji nanti, jumlah porsi akan meningkat secara signifikan.

“Semakin banyak jemaah, semakin kompleks koordinasi dapur. Karena itu kami tekankan pentingnya SOP dan dokumentasi,” ujar Agung.

Dengan skema pengawasan ketat dan kunjungan berkala ke seluruh dapur, diharapkan makanan yang diterima jemaah tidak hanya memenuhi standar gizi dan keamanan pangan, tapi juga memberikan kenyamanan secara rasa dan suasana. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version