WAJO, BACAPESAN – Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Wajo sepanjang tahun 2025 mencapai 45 kasus. Data di atas berdasarkan rekapitulasi kasus DBD setiap Puskesmas di Kabupaten Wajo, Januari-Maret 2025.
Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, Andi Sumange Alam menyebut kasus DBD belum mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu.
“Jika dibandingkan tahun 2024 ada 157 kasus, hingga Mei 2025 ini belum mengalami peningkatan kasus yang signifikan,” ujarnya, Senin (19/5/2025).
“Kasus DBD tidak ada yang menelan korban jiwa atau meninggal dunia,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, drg Armin mengakui penyebab utama tingginya kasus DBD karena faktor luar.
“Kalau kasus 2024 itu kebanyakan kasus impor. Masyarakat membawa dari luar kabupaten terutama setelah berlibur di luar daerah,” katanya.
Meski begitu, pihaknya menghimbau masyarakat agar aktif berpartisipasi dalam memberantas DBD di Kabupaten Wajo.
“Diharapkan partisipasi masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk mulai dari rumah masing-masing, termasuk lingkungan sekitar,” tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wajo rutin sosialisasi Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) bagi warga dalam menghadapi musim Pancaroba.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, drg Armin mengatakan PHBS yang dimaksud adalah melakukan inovasi untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat.
“Kami rutin melakukan program-program melalui Puskesmas masing-masing wilayah dengan mengajak masyarakat bersama-sama mencari jentik nyamuk di rumah atau lingkungannya,” sebutnya.
“Bagi mereka yang menemukan jentik nyamuk, agar secepatnya melaporkan melalui Aplikasi Go Cantik untuk menghindari penyakit demam berdarah,” sambung drg Armin.
Selain itu, program yang dilakukan yakni Warga Tanggulangi Hipertensi Dengan Sadar Mengukur Tekanan Darah (Wangi Sakura).
“Tentu warga harus rutin mengukur tekanan darahnya. Tak lain dan tak bukan untuk menghindari penyakit seperti serangan jantung dan stroke,” tuturnya.
Meski begitu, pihaknya mengaku warga Kabupaten Wajo hampir seluruhnya menerapkan PHBS.
“Alhamdulillah masyarakat kita sudah sebagian besar sadar akan pola hidup bersih sehat. Namun, kami tetap melakukan komunikasi kepada Puskesmas untuk terus mengawal warga demi meningkatkan derajat kesehatan,” ungkapnya. (hm)