JAKARTA, BACAPESAN– Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi menyatakan pemerintah tengah menyiapkan Pelabuhan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai hub ekspor-impor guna mempercepat distribusi barang dan menekan biaya logistik dari kawasan timur Indonesia.
Antoni mengatakan Pelabuhan Makassar disiapkan sebagai hub ekspor-impor untuk menekan biaya logistik dari wilayah Indonesia timur dan memangkas jalur distribusi yang selama ini melewati Jakarta.
“(Pelabuhan) Makassar itu saat ini logistik yang tadi disampaikan agak sedikit costly, karena barang dari timur itu biasanya masuk dulu ke Jakarta atau Surabaya baru diekspor,” kata Antoni dalam jumpa pers seusai pembukaan Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan Makassar kini mampu menangani hingga 2 juta TEUs per tahun, memungkinkan ekspor langsung ke negara tujuan seperti China tanpa transit di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta atau Surabaya, sehingga mempercepat waktu pengiriman.
Langkah itu menurutnya akan menurunkan biaya logistik secara signifikan dan meningkatkan daya saing produk dari wilayah timur Indonesia yang sebelumnya terbebani jalur pengiriman berputar.
“Itu akan memotong banyak waktu dan tentu costnya pasti akan turun,” jelasnya.
Antoni juga menyebut bahwa rencana tersebut sudah jalan, hanya saja, dirinya tidak mau mengumbar lebih dalam rencana ini kepada para pelaku usaha. Pasalnya, dengan kebijakan ini, maka pelaku usaha atau kompetitor lainnya bisa mengubah rencana ekspor-impor di Indonesia.
“Targetnya sekarang sudah jalan, cuma nggak boleh rame-rame, kenapa? Pasti nanti akan ada kompetitor yang merubah strateginya lagi,” bebernya.
Selain itu, Antoni mengatakan bahwa pemerintah juga menetapkan Pelabuhan Benoa, Bali jadi hub wisata bahari atau Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Nantinya, dalam penepatan itu, BMTH akan melayani kapal-kapal pesiar yang bisa bersandar di Pelabuhan Benoa.
“Kapal pesiar sudah mulai masuk ke Benoa dan fasilitasnya sudah berstandar internasional dan kita juga sedang kembangkan di bawah pelabuhan tapi hub pintu masuknya di Benoa,” ucap dia.
Di tempat yang sama Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai industri maritim di Indonesia saat ini telah maju bahkan bisa menjadi hub maritim di Asia.
Menurut dia, pemerintahan saat ini mengedepankan kerja sama dengan swasta atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
“Kepimpinan Prabowo Subianto, Indonesia Maritime Industry sudah maju sekali, beliau telah memprioritaskan infrastruktur maritim, mempromosikan maritim KPBU dan juga meningkatkan upaya kerja regulator dan investasi, baik untuk keamanan maritim dan juga sumber daya yang berkelanjutan,” kata Carmelita. (AN)