Menbud: Digitalisasi Penting untuk Selamatkan Aset Musisi dari Kepunahan Budaya

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut digitalisasi penting dilakukan untuk menyelamatkan aset para musisi dari kepunahan budaya agar meninggalkan jejak bagi generasi muda.

“Tentu saja nanti berikutnya adalah digitalisasi memang digitalisasi yang paling penting diselamatkan dulu,” kata Fadli Zon saat hadir di acara “Harmoni Zaman 60-an” di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, saat ini Kementerian Kebudyaan tengah melakukan upaya pelestarian aset musisi berupa digitalisasi piringan hitam atau vinil mulai dari tahun 1910 hingga 1980-an, serta kaset-kaset yang nantiny akan dibentuk ensiklopedia musik Indonesia.

Selain itu, Kemenbud juga akan mempertahankan intellectual property (IP) para musisi agar bisa menjadi aset yang mendatangkan keuntungan.

Lebih lanjut Menbud mengatakan akan membantu para musisi menciptakan ekosistem yang sehat terkait royalti para legenda musik Indonesia dengan bekerja sama dengan Kementerian Hukum agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penyanyi dan pencipta lagu.

“Kalau ini diatur dengan baik nanti melalui undang-undang dan lain-lain, ini akan bisa menciptakan satu ekosistem yang sehat bagi penciptaan dan lain-lain,” kata Fadli.

Kementerian Kebudayaan bersama dengan PT Pertamina juga memberikan apresiasi kepada para penyanyi era 60-an seperti Ernie Djohan, Titik Hamzah, pasangan penyanyi Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas serta Tetty Kadi, berupa acara Harmoni Zaman untuk melestarikan lagu-lagu era tersebut.

Acara ini juga memberikan penghargaan kepada para penyanyi atas kontribusinya terhadap industri musik Indonesia.

“Jadi kegiatan dalam rangka apresiasi ini bukan hanya melihat dari sisi hiburan. Tetapi juga ada semangat zaman, memotret di lini masa, menyuarakan harapan masyarakat ketika itu dan musik juga menyatukan keberagaman, perbedaan-perbedaan,” kata Fadli. (AN)

  • Bagikan