Transformasi jadi Bank Syariah, BTN Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN- Proses pemisahan (spin-off) unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi bank umum syariah (BUS) terus berprogres. Teranyar, bank spesialis perumahan itu resmi mengakuisisi saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Nilai pengambilalihan itu mencapai Rp 1,5 triliun yang seluruhnya berasal dari dana internal.

Penandatanganan akta jual beli dan pengambilalihan saham dilakukan BTN bersama-sama para pemegang saham BVIS, yakni PT Victoria Investama Tbk dan PT Bank Victoria International Tbk di Menara BTN 1 Jakarta, Kamis (5/6). Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, aksi korporasi ini merupakan bagian dari inisiatif strategis untuk spin-off BTN Syariah menjadi BUS. Sesuai dengan peraturan regulator dan perundang-undangan negara. Sekaligus mewujudkan visi bank syariah nomor dua terbesar di Indonesia.

“Proses spin-off BTN Syariah direncanakan dapat berlangsung sekitar Oktober hingga November tahun ini. Setelah spin-off, diharapkan BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS akan menjadi lebih besar. Kami sudah berjanji kepada Menteri BUMN (Erick Thohir) bahwa bank syariah baru ini ditargetkan untuk menjadi bank syariah terbesar kedua dalam kurun waktu yang tidak lama, dengan bisnis yang efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” ucap Nixon.

Penandatanganan dokumen akuisisi dilakukan setelah menerima surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon perusahaan pengendali. Selain itu, juga sudah meraih persetujuan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan spin-off terhadap BTN Syariah.

“Kami secara resmi sudah mendapatkan izin-izin yang dibutuhkan, karena itulah kami segera menandatangani akta jual beli ini, dengan nilainya kurang lebih Rp 1,5 triliun atau sekitar 1,4 hingga 1,5 kali buku BVIS,” katanya.

BUS gabungan BTN Syariah dan BVIS, lanjut Nixon, nantinya akan memiliki nama baru yang ditentukan oleh Presiden Prabowo Subianto berdasarkan usulan BTN dan Menteri BUMN. Serta diharapkan bank baru ini akan resmi dan beroperasi setidaknya sebelum 2025 berakhir. “Namun kami tidak dapat menyebutkan calon namanya sekarang karena ada unsur legal. Nantinya perlu dilakukan rapat umum pemegang saham baik di BTN maupun Bank Victoria Syariah karena akan ada perubahan anggaran dasar, merk, dan lain-lainnya,” imbuhnya.

BUS gabungan BTN Syariah dan BVIS nantinya sebagai bank BUKU 2. Butuh modal awal sekitar Rp 6 triliun yang berasal dari pendanaan internal BTN sekitar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun. Kemudian nilai pembelian BVIS Rp 1,5 triliun serta rights issue sebesar Rp 1 triliun yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

“Untuk memenuhi kategori BUKU 2, capital adequacy ratio (CAR) kita buat mirip dengan kondisi BTN saat ini, yaitu sekitar 18-19 persen. Sehingga bank baru ini nantinya bisa langsung ekspansi,” jelas Nixon.

BTN memilih untuk mengakuisisi BVIS dan menggabungkannya dengan BTN Syariah ketimbang membangun bank baru. Jarena prosesnya yang lebih mudah dan lebih cepat. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2023 dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, sebuah unit usaha syariah diwajibkan untuk dipisahkan dari induk bank konvensionalnya jika nilai asetnya mencapai 50 persen dari total nilai aset induknya atau memiliki aset paling sedikit Rp 50 triliun.

Pada akhir 2023, total aset BTN Syariah telah mencapai Rp 54,28 triliun. Sehingga BTN Syariah wajib spin-off dalam kurun waktu dua tahun setelah laporan keuangan tersebut, yakni sebelum 2025 berakhir.

“Di bulan Oktober tahun ini mungkin asetnya sudah mencapai sekitar Rp 65 sampai 67 triliun, jadi nantinya dengan adanya bank syariah BUKU 2 yang baru, Indonesia akan punya ekosistem perbankan syariah yang lebih baik. Sebab market perbankan syariah ini besar, tidak mungkin hanya dilayani satu pemain saja,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama Victoria Investama Aldo Jusuf Tjahaja optimistis bahwa BVIS di bawah naungan BTN akan menjadi lembaga keuangan syariah yang bertumbuh dan lebih kompetitif ke depan. Langkah strategis ini akan membuka peluang besar bagi para pemain lainnya untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah Indonesia.

“Harapan kami BVIS akan menjadi salah satu institusi pemain kuat di perbankan syariah Indonesia. Semoga kolaborasi ini dapat menjadi kemitraan strategis bersama dan mampu mendukung ekonomi masyarakat dan khususnya ekonomi nasional melalui sektor jasa keuangan syariah,” ungkapnya. (AN)

  • Bagikan