Pemerintah Arab Saudi Apresiasi Kementerian Agama atas Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri pertemuan penting dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), di Istana Kerajaan Saudi, Sabtu (7/6). Dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 delegasi negara penyelenggara haji itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat perhatian utama dari Kerajaan.

“Alhamdulillah saya diterima langsung oleh Pak MBS di Istana Kerajaan,” kata Nasaruddin usai pertemuan.

Salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. Nasaruddin mengungkapkan bahwa Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah, menyampaikan pelaksanaan haji tahun ini dinilai lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

“Secara umum, Kementerian Haji Arab menyebut pelaksanaan haji tahun ini lebih tertata dan terfasilitasi,” ujar Menag.

Beberapa aspek penting yang mengalami peningkatan adalah fasilitas tenda, pasokan air, hingga pelayanan kesehatan. “Jumlah rumah sakit dan tim medis keliling juga bertambah,” imbuhnya.

Peningkatan fasilitas ini turut berdampak pada penurunan angka kematian jemaah haji. “Alhamdulillah angka kematian menurun, salah satunya karena fasilitas kesehatan yang lebih baik,” jelas Nasaruddin.

Indonesia, yang menjadi negara pengirim jemaah terbesar, disebut Nasaruddin mendapat perhatian khusus dari pemerintah Saudi. “Jemaah Indonesia terbesar, jadi jadi perhatian khusus Pemerintah Saudi,” ungkapnya.

Meski demikian, Nasaruddin tak menampik bahwa ada sejumlah tantangan teknis yang dihadapi selama fase puncak haji, khususnya saat perpindahan dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina. Ia mengatakan, pemerintah Saudi juga menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam layanan karena padatnya arus lalu lintas.

“Termasuk jika ada kekurangan karena padatnya lalu lintas Arafah ke Mina,” katanya.

Namun ia memastikan bahwa semua jemaah haji Indonesia berhasil dipindahkan, kecuali yang sedang dirawat di rumah sakit. “Semua jemaah berhasil diangkut, kecuali yang sedang dirawat di rumah sakit,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa proses perpindahan jemaah berjalan relatif lancar, meski di beberapa titik sempat tersendat. “Jemaah tetap diantar ke Mina, meskipun sempat mampir sebentar di Muzdalifah,” ujarnya.

Menag menambahkan, sebagian jemaah melanjutkan dengan melakukan tawaf ifadah, yang menandai dimulainya fase nafar awal. “Inilah yang kami sebut sebagai Nafar Awal,” kata dia.

Memasuki hari kedua di Mina, suasana menurutnya mulai lebih longgar dan terkendali. “Alhamdulillah sudah bisa masuk ke lingkungan perkemahan,” ungkapnya.

Pemerintah Saudi juga memberikan kemudahan tambahan seperti bantuan mobil golf untuk memudahkan mobilisasi jemaah, khususnya yang kelelahan saat pergerakan dari Muzdalifah ke Mina. “Kemarin tak satu pun kendaraan bisa masuk ke area tenda,” ujarnya mengenang masa padat saat puncak haji.

Distribusi makanan pun berlangsung baik dan terkoordinasi, bahkan diberikan dalam jumlah lebih. “Bahkan Sarekat melebihkan 10 persen dari jumlah jemaah,” ucapnya.

Menanggapi sempatnya terjadi keterlambatan dalam mobilisasi jemaah, Nasaruddin mengatakan hal tersebut tak hanya terjadi pada Indonesia. “Tapi bukan hanya Indonesia, semua negara juga mengalami hal sama,” katanya.

Ia menutup dengan pesan reflektif. “Itulah perjuangan haji. Semoga tahun depan lebih baik lagi,” harap Menag. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version