Pemerintah Berikan Perhatian Lebih pada Sektor Pertanian, Total Investasi Capai 371 Triliun Rupiah

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN- Pemerintah memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian. Total investasi Rp 371 triliun digelontorkan. Dengan harapan bisa menghasilkan cuan Rp 9.000 triliun serta membuka 8 juta lapangan kerja.

Informasi tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Dia menekankan saat ini yang paling penting adalah hilirisasi produk pertanian. Upaya ini merupakan jalan cepat Indonesia untuk menjadi negara mandiri dan berpengaruh secara global.

Dia menegaskan kekuatan dunia pertanian di Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuan memproduksi. Tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, inovasi, dan pengembangan industri hilir. “Hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita,” kata Amran dalam keterangannya Selasa 10 Juni.

Kegiatan hilirisasi tersebut, bisa membuka lapangan pekerjaan yang cukup luas. Amran mencontohkan, kelapa yang semula hanya dijual Rp 1.350 per kg, bisa bernilai hingga Rp 145 ribu per liter jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). “Komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat,” katanya.

Bahkan, kelapa sawit saat ini sudah diolah menjadi biofuel (B50) yang berfungsi sebagai pengganti solar. Untuk mewujudkan hilirisasi itu, Amran menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya mahasiswa program magister dan doktor.

Mereka dilibatkan dalam mendukung agenda hilirisasi melalui riset dan inovasi. Dia menegaskan pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.

“Dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja,” jelasnya.

Amran juga menyoroti kondisi krisis pangan global yang tengah melanda 58 negara. Dia mengingatkan krisis pangan tak hanya berdampak pada ekonomi dan kesehatan. Lebih dari itu, juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik. Seperti diketahui beberapa waktu lalu Menteri Pertanian Jepang mundur di tengah lonjakan harga beras di sana.

Untuk menjaga Indonesia masuk dalam krisis pangan, Kementan telah mengambil langkah strategis. Di antaranya, refocusing anggaran supaya lebih tepat sasaran. Kemudian menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi. Serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.

Hasil dari upaya tersebut mulai terlihat. Data BPS mencatat bahwa produksi beras nasional pada Januari – Juli 2025 mencapai 21 juta ton. Angka ini naik 14,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan USDA bahkan memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2025. Jauh di atas target 32 juta ton. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version