MAKASSAR, BACAPESAN- Kombes Pol Fadly Samad S.H., S.I.K., M.H., M.Si. sukses mempertahankan disertasinya dan meraih predikat Cumlaude dengan IPK sempurna 4.00. Sidang Promosi Doktor ini di gelar di Aula Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Unhas, Senin,(16/6/2025).
Kombes Pol Fadly Samad menyusun disertasi berjudul “Collaborative Innovation Management dalam Rekrutment Pro- Aktif Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia” sebagai syarat dalam penyelesaian Studi S3 pada Program Doktor Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Sidang dipimpin langsung Dekan FISIP Unhas, Prof. DR. Syukri Tamma, dengan empat tim penguji antara lain Dr. Andi Zulkifly,S.STP., M.Si selaku penguji eksternal, Prof. Dr. Phill. Sukri,S.IP, M.Si sebagai penguji satu, Prof.Dr.H. Muhammad Yunus, M.A selaku penguji dua dan Prof. Dr. Badu Ahmad, M.Si selaku penguji tiga.
Dalam disertasinya, Kombes Pol Fadly Samad membahas empat topik utama yaitu dinamika Meta Governance dalam program rekrutmen proaktif calon anggota Kepolisian Republik Indonesia. Selanjutnya proses kolaborasi, faktor penghambat dan pendukung dalam program rekrutmen, kolaborasi lintas sektoral dalam program rekrutmen dan model Collaborative Innovation dalam program rekrutmen calon anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Dari empat topik yang dibahas dalam disertasi tersebut, terdapat pula empat kesimpula bahwa pertama kondisi awal dan metagovernance pada inovasi kolaboratif dalam Program Rekrutmen menunjukkan adanya kerjasama yang telah terjalin antara Polda dengan berbagai stakeholder.
“Kerjasama tersebut didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan pelibatan mereka mendapatkan insentif. Meta governance terlihat melalui koordinasi antar stakeholder yang berfokus pada penyeragaman persepsi dan pemahaman tentang aturan yang berlaku. Akan tetapi kerjasama tersebut hanya meneruskan dari tahun sebelumnya dan belum dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dimana rekrutmen akan dilaksanakan,” ujar Fadly Samad saat membacakan hasil disertasinya.
Selanjutnya kata dia, proses dan faktor pendorong serta penghambat pada inovasi kolaboratif dalam Program Rekrutmen menunjukkan adanya proses kolaborasi yang kompleks antara stakeholders internal dan eksternal yang sejauh ini masih bersifat rigid dan kaku, akan tetapi dalam pelaksanaan rekrutmen proaktif sudah dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.
“Faktor pendorong dalam program rekrutmen proaktif meliputi Sumber Daya Manusia yang kompeten, kerja sama yang baik antara pihak internal dan eksternal, serta penggunaan teknologi dalam proses rekrutmen. Namun, terdapat juga faktor penghambat seperti keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, anggaran, koordinasi, serta tantangan sosial dan kultural yang dihadapi di wilayah-wilayah tertentu,” terangnya.
Ketiga output inovasi dan evaluasi pada inovasi kolaboratif dalam Program Rekrutmen Proaktif Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menunjukkan berbagai output inovasi yang berkaitan dengan budaya lokal dan teknologi.
“Evaluasi pada kolaborasi lintas sektoraldalam program rekrutmen proaktif menunjukkan bahwa evaluasi
dilakukan secara informal tanpa melibatkan berbagai stakeholder dalam proses evaluasi. Selain itu, masing-masing stakeholder masih berpedoman pada aturan masing-masing propinsi (parsial) hal ini berdampak hasil rekrutmen belum berdasarkan kebutuhan dari masing masing daerah,” jelas Fadly.
Kesimpulan terakhir bahwa model inovasi kolaboratif yang adaptif (adaptive collaborative innovation Model) berbasis kearifan lokal adalah model yang direkomendasikan dalam rangka mencapai efektivitas program rekrutmen proaktif anggota Polri.
“Model ini menekankan pentingnya seluruh stakeholders untuk mampu beradaptasi dalam memastikan kondisi awal, meta governance, proses, faktor pendorong dan penghambat, output inovasi dan evaluasi berjalan dengan efektif pada Program Rekrutmen Proaktif Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.,” jelasnya.
Dari topik dan kesimpulan dalam disertasi tersebut mampu mengantar Kompol Fadly Samad kepada predikat cumlaude.
Kombes Pol Fadly Samad merupakan putra daerah Sulawesi Selatan dari orang tua bernama Lawida Samad dan Alm Syariah Samad lahir di Ujung Pandang, 20 September 1976 dan saat ini menjabat sebagai Karo SDM Polda Jawa Barat.
Di dampingi istri bernama Andi Dala Intan, Kombes Pol Fadly Samat memiliki dua orang putra bernama Fathan Gifta Ramadhan Putra Fadly dan Fayyadh Putra Fadly.
Kombes Pol Fadly Samad menjalani pendidikan dari SD hingga SMA di Kota Anging Mammiri, barulah ketika menginjak masa kuliah dirinya melanjutkan pendidikan di Universitas Bhayangkara Surabaya dan lulus tahun 2000. Tak pernah berhenti memperdalam pengetahuan, dirinya melanjutkan S2 di Universitas Diponegoro dengan pendidikan masing-masing Magister Hukum dan Magister Administrasi.
Berbagai penghargaan dan organisasi berhasil diperoleh Fadly Samad seperti Satyalancana Bhakti Pendidikan, Satyalancana Bhakti Buana, serta tiga Pin Emas Kapolri di tahun 2024.
Di balik segudang prestasi dirinya juga telah menerbitkan 7 karya Ilmiah yang beberapa diantaranya telah diterbitkan di jurnal internasional.