Jamkrindo Gelar Program CSR, Salurkan 5.000 Seragam Sekolah dan Perangkat TIK

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) melaksanakan program sosial berupa pemberian sebanyak 5.500 seragam dan 55 unit media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada siswa sekolah di berbagai wilayah Indonesia.

Kegiatan ini merupakan komitmen perseroan untuk mendukung akses pendidikan yang merata dan berkualitas di seluruh Indonesia.

Plt Direktur Utama Jamkrindo Abdul Bari dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, mempercayai bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa.

“Inisiatif ini menandai komitmen nyata perseroan untuk memastikan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah yang tertinggal, tetap memiliki akses terhadap sarana belajar yang layak dan digital,” ujar Abdul.

Penyaluran seragam sekolah dilakukan secara nasional sejak 11 Juni hingga 20 Juni 2025, melalui jaringan 9 Kantor Wilayah dan 54 Kantor Cabang Jamkrindo yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sementara itu, pemberian bantuan media TIK difokuskan kepada 55 sekolah dasar di wilayah timur Indonesia.

“Melalui bantuan ini, kami ingin menumbuhkan semangat belajar, memperkuat digitalisasi sekolah, serta menghadirkan kontribusi nyata bagi pemerataan pendidikan, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar),” ujar Abdul.

Abdul menjelaskan, kegiatan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pendidikan berkualitas, serta bentuk nyata dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

“Bantuan yang diberikan tidak hanya berfungsi sebagai dukungan fasilitas, tetapi juga sebagai penguat moral dan semangat bagi para siswa, pengajar, dan komunitas sekolah di berbagai wilayah Indonesia,” ujar Abdul.

Selain menyalurkan bantuan seragam dan media TIK, dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-55 pada 1 Juli 2025, perseroan juga melaksanakan program edukasi kesehatan mental sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi psikologis peserta didik.

Edukasi secara khusus difokuskan untuk mencegah terjadinya perundungan (bullying) di lingkungan Sekolah Dasar (SD), dengan melibatkan siswa, guru, dan orang tua sebagai satu kesatuan ekosistem pendidikan yang saling mendukung.

“Melalui pendekatan yang komunikatif dan preventif, kegiatan ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendorong tumbuh kembang anak secara sehat, baik secara akademik maupun emosional,” ujar Abdul.

(AN)

  • Bagikan