Kemkomdigi Target Hadirkan 450 Ribu Talenta Digital Baru dari 2025 Hingga 2030

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berupaya mencapai target menghadirkan 450 ribu talenta digital baru setiap tahun dari tahun 2025 sampai 2030.

“Kebutuhan kan meningkat terus tapi supply (pasokan) juga setiap tahun bertambah, itu agregat ya. Terus ada gap (kesenjangan), gap itu yang dibagi selama enam tahun, 2025 sampai 2030, maka di situ nanti angkanya 450 ribu sekian per tahunnya,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemkomdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Dalam upaya untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan talenta digital, pemerintah menjalankan program-program pendidikan dan pelatihan serta mendirikan Digital Training Center (DTC).

DTC telah disediakan di Yogyakarta, Medan, Makassar, Jakarta, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Manado, dan Cikarang.

Kemkomdigi mengadakan berbagai program pelatihan via daring di bidang komunikasi dan teknologi informasi.

Kementerian menyediakan Digital Talent Academy untuk masyarakat umum dan Digital Leadership Academy untuk aparatur sipil negara.

Selain mempersiapkan talenta digital, Kemkomdigi membantu menjembatani lulusan program pelatihan keterampilan digital mendapat kesempatan bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi melalui platform Diploy.

“Jadi di situ (Diploy) kita bisa mencari kerja. Nanti di perusahaan-perusahaan yang sudah terdaftar di sini, silakan mencari opportunity-nya (kesempatan kerja),” kata Bonifasius.

“Tidak cuma cari kerja, tapi bisa juga misalkan mau virtual internship (magang virtual), kami juga ada, atau mau cari mentor saja juga ada,” ia menambahkan.

Kemkomdigi menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi, organisasi, dan perusahaan teknologi global dalam melatih talenta digital.

Bonifasius mengatakan bahwa kementerian berkolaborasi dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat seperti Microsoft, Google, Meta, dan Cisco untuk meningkatkan kapasitas talenta digital.

“Tidak cuma (dari) Amerika Serikat, dari China agresif sekali, seperti Huawei, Alibaba, kemudian ada ZTE yang juga mendonasikan pelatihan-pelatihan digital. Dan sekarang ada Rusia seperti Yandex, Cybertrust, dan lain sebagainya,” katanya.

Talenta-talenta digital yang sudah terlatih selanjutnya diharapkan dapat membangun dan mengembangkan bisnis digital.

“Oleh karena itu, di Komdigi, salah satu areanya dari Direktorat Jenderal Ekosistem Digital adalah membangun startup dan gim. Itu salah satu industri digital yang memberikan proyek-proyek besar,” ujar Bonifasius. (AN)

  • Bagikan