Menag: Peringatan Tahun Baru Hijriah Simbol Keadilan Bagi Seluruh Elemen Masyarakat

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan peringatan Tahun Baru Hijriah (Muharam) tidak hanya dimaknai sebagai tradisi keagamaan umat Islam, tetapi juga sebagai simbol kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi seluruh elemen masyarakat.

“Kita merayakan perbedaan. Hijrah itu milik semua agama, etnik, dan komponen masyarakat, sebagaimana terjadi di Madinah pada masa Rasulullah. Inilah makna hijrah yang ingin kita wariskan,” ujar Menag di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan Menag saat melepas 1.500 peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah sekaligus menjadi pembuka rangkaian kegiatan Peaceful Muharam yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Ribuan peserta berasal dari berbagai elemen, mulai dari penyuluh agama, majelis taklim, Kantor Urusan Agama (KUA), Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), madrasah se-DKI Jakarta, hingga masyarakat umum.

Dalam kesempatan itu, Menag mengulas alasan mengapa hijrah dipilih sebagai penanda awal penanggalan Islam.

Ia menjelaskan, penetapan awal tahun Hijriah ditetapkan melalui kesepakatan para sahabat dan para gubernur, dalam sebuah pertemuan atau musyawarah resmi.

Mereka sepakat bahwa peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah menjadi tonggak penting lahirnya tatanan masyarakat yang berkeadilan dan majemuk.

Menurutnya, para sahabat Rasulullah SAW tidak menjadikan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad, turunnya Al Quran (Nuzulul Quran), maupun Isra Mi’raj sebagai acuan penanggalan Islam.

“Hal ini karena peristiwa-peristiwa tersebut lebih bersifat khusus bagi umat Islam saja,” kata dia.

Menag juga berpesan agar seluruh elemen bangsa menjaga keindahan Indonesia yang diibaratkannya sebagai lukisan indah dari Allah SWT.

“Indonesia ini adalah lukisan yang sangat indah dari Allah, jangan kemudian ada yang mengacak-acak, dan jangan ada yang merusak,” kata dia.

Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad menambahkan, kegiatan CFD Syiar Muharam kali ini mengusung tema besar “Damai Bersama Manusia dan Alam”.

Tema tersebut lahir dari kesadaran bahwa ajaran Islam mengajarkan manusia untuk hidup rukun dengan sesama dan menjaga lingkungan.

Abu menjelaskan, dua agenda utama dilaksanakan pada CFD Syiar Muharam. Pertama, pembagian bibit pohon secara simbolis oleh Menag kepada peserta, sebagai pengingat bahwa menanam pohon adalah bentuk ibadah dan wujud kepedulian terhadap bumi.

Kedua, Syiar Muharam di CFD yang membawa semangat baru dalam merayakan Tahun Baru Islam di ruang publik secara ceria, terbuka, dan inklusif. Dakwah sosial seperti ini menjadi upaya menjangkau berbagai lapisan masyarakat secara ramah.

“Dakwah Islam bisa hadir secara terbuka, ramah, dan menginspirasi masyarakat untuk menebar cinta, kerukunan, serta kepedulian lingkungan,” katanya. (AN)

  • Bagikan