JAKARTA, BACAPESAN– PT Bank DBS Indonesia mengalokasikan pendanaan dengan skema blended finance senilai 2 juta dolar Singapura atau sekitar Rp24 miliar untuk usaha kecil menengah (UKM) berdampak sosial.
“Skema blended finance hadir sebagai solusi konkret, dengan memperkecil risiko bagi perbankan dan mendorong terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Executive Director, Head of SME Banking, Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Angela Thenaria dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Angela mengatakan bahwa skema blended finance, kombinasi antara dana hibah dan pembiayaan lunak, dihadirkan DBS Indonesia untuk mengatasi kesenjangan akses permodalan yang kerap menghambat pertumbuhan wirausaha sosial di Tanah Air.
“Di Indonesia, UMKM menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja, namun masih sedikit yang memiliki akses ke pembiayaan formal. Bagi wirausaha sosial, tantangannya lebih kompleks karena model bisnis mereka sering kali belum memenuhi kriteria kelayakan bank (bankable),” kata Angela.
Skema blended finance ini didukung oleh proses seleksi yang ketat, termasuk uji kelayakan menyeluruh saat penerima dana hibah mengikuti DBS Foundation Grant Program. Bank DBS Indonesia juga memastikan adanya pemantauan berkala serta transparansi dalam setiap tahap pencapaian milestone.
Adapun penerima blended finance pertama yaitu Adena Coffee, sebuah wirausaha sosial yang fokus pada produksi dan pengelolaan kopi secara berkelanjutan. Sebelumnya, Adena Coffee telah menerima dana hibah dari program DBS Foundation Grant Program 2024.
Dana hasil blended finance dari DBS Foundation dan Bank DBS Indonesia akan digunakan Adena Coffee untuk mengembangkan perangkat lunak guna mendukung kepatuhan terhadap EUDR (European Deforestation Regulation).
Selain itu, membangun fasilitas Wet Mill dan fermentasi baru untuk melatih petani dalam penerapan metode pengolahan basah dan fermentasi yang tepat, guna memastikan hasil panen yang konsisten dan berkualitas tinggi.
Dana blended finance juga akan digunakan Adena Coffee untuk mendirikan pusat produksi dan pelatihan serbaguna; menyelenggarakan enam sesi capacity building bagi 500 petani kopi skala kecil di Gayo, Flores, Bali, dan Jawa Barat; serta menciptakan dampak dengan meningkatkan kehidupan komunitas rentan.
“Kami merasa terhormat atas kepercayaan Bank DBS Indonesia kepada kami sebagai wirausaha sosial pertama yang mendapatkan dukungan melalui skema blended finance ini,” kata Founder and CEO of Adena Coffee Abyatar.
Ia menambahkan, bagi Adena Coffee, dukungan ini bukan sekadar bentuk pendanaan, melainkan juga wujud apresiasi terhadap wirausaha sosial seperti Adena Coffee dalam mendorong perubahan.
Dukungan ini juga memberikan kami ruang untuk terus berkembang, agar dapat menghadirkan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya kelompok petani kopi,” kata Abyatar.
Saat ini, Adena Coffee bekerja dengan lebih dari 2.000 petani kopi di lebih dari 30 desa. Berbagai upaya yang dilakukan Adena Coffee telah membuahkan hasil signifikan, dengan pendapatan petani kopi yang meningkat antara 20 hingga 100 persen.
Kini, Adena Coffee berhasil mengekspor biji kopi hasil petani lokal ke Jepang, Prancis, dan Amerika Serikat. Selain itu, program pemberdayaan mereka juga mencakup pelestarian nilai-nilai budaya masyarakat adat melalui dukungan terhadap fasilitas dan infrastruktur tradisional yang ada. (AN)