JAKARTA, BACAPESAN– Rencana penggabungan usaha PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) mendapat lampu hijau dari pemegang saham dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencana aksi merger ditargetkan rampung pada 1 Oktober 2025. Sehingga nantinya dihadapkan mampu memperluas jangkauan perusahaan pembiayaan.
“Adira Finance dan Mandala Finance akan menggabungkan kekuatan dua entitas yang saling melengkapi. Dari sisi wilayah operasional maupun segmen produk,” kata Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa di kantornya, Senin 30 Juni.
Menurut dia, dari sisi jangkauan geografis, Mandala Finance memiliki kekuatan utama di wilayah Indonesia Timur. “Mandala memiliki sebaran wilayah yang cukup kuat, sekitar 50 persen ada di Sulawesi, sementara Adira Finance memiliki dominasi di Jawa Tengah sebesar 50 persen,” jelasnya.
Dari sisi produk, lanjut Gani, kedua perusahaan juga menyasar segmen yang berbeda. Mandala Finance dikenal dengan produk-produk pembiayaan mikro. Dengan nilai pembiayaan di bawah Rp 20 juta. Sedangkan, Adira Finance menawarkan pembiayaan dengan rentang bahkan mencapai Rp 500 juta.
“Kombinasi ini akan sangat strategis, karena segmen-segmen yang ada di Indonesia Timur juga perlu mendapatkan layanan yang lengkap, seperti yang dimiliki Adira,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menuturkan, setelah proses merger selesai, maka seluruh operasional Mandala Finance akan resmi bergabung dalam Adira Finance. Pendekatan dengan mempertimbangkan pangsa pasar lokal menjadi strategi perusahaan. Saling melengkapi dengan bisnis yang sudah dijalankan keduanya di Indonesia.
“Misalnya, model bisnis Mandala Finance cocok untuk kota kecil. Jadi, kalau kami ekspansi kota kecil, mungkin akan belajar banyak dari Mandala. Hal itu yang akan menambah pandangan kami mengenai cara merambah pasar,” ujarnya.
Dewa tidak memungkiri membutuhkan waktu untuk melihat pangsa pasar yang memang prospektif ke depan. Makanya, mencari pangsa pasar akan menjadi fokus utama perusahaan usai proses merger tuntas. Selain itu, Adira Finance juga bisa melengkapi produk Mandala Finance yang memang terfokus pada pembiayaan kendaraan roda dua.
Adira Finance akan mencoba untuk serius menggarap sektor nonotomotif. Termasuk melalui solusi dana tunai. Sebab, pembiayaan dana tunai bisa dipergunakan masyarakat untuk berbagai hal. Seperti umroh maupun modal kerja.
Secara bertahap, juga akan menggarap pasar korporasi. Seperti pembiayaan alat berat untuk perusahaan. “Jadi, kami lakukan apapun yang bisa dilakukan saat ini untuk mempersiapkan masa depan,” ungkapnya.
Setelah penggabungan berlaku efektif, Adira Finance sebagai entitas penerima penggabungan akan memiliki total aset sebesar Rp 38,4 triliun. Dengan total pembiayaan yang dikelola mencapai lebih dari Rp 62 triliun. Perusahaan juga akan memiliki lebih dari 850 jaringan bisnis di seluruh Indonesia dan melayani lebih dari 2,6 juta pelanggan aktif. (JP)