MAKASSAR, BACAPESAN – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah dalam gelaran The 6th Joint Working Group 2025 bertajuk “The Japan–Indonesia Rectors Conference”, yang berlangsung pada 10–12 Juli 2025. Ini merupakan pertemuan perdana pasca-pandemi Covid-19, dan menjadi simbol kebangkitan kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi.
Konferensi ini dihadiri oleh 42 rektor dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia serta 30 pimpinan universitas dari Jepang. Suasana berlangsung meriah, dengan diskusi strategis yang bertujuan memperkuat kerja sama lintas negara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum pertemuan antarrektor, tetapi juga mempertemukan dua bangsa besar untuk menjalin hubungan yang lebih erat melalui pendidikan.
“Hari ini kita bersyukur sebagai bangsa Indonesia karena menyelenggarakan pertemuan yang bukan hanya antarrektor, tapi juga mempertemukan dua bangsa besar. Ini menjadi bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap reputasi Unhas,” ujar Prof. Jamaluddin Jompa, Kamis (10/7/2025).
Ia menambahkan, keterlibatan Unhas dalam forum global seperti ini adalah bagian dari upaya menjadikan perguruan tinggi sebagai jembatan diplomasi antarnegara. Selain itu, Unhas terus berkomitmen membuka akses bagi mahasiswa dan dosen untuk mengikuti program pertukaran, gelar ganda (dual degree), dan penelitian bersama di Jepang.
“Kerja sama pendidikan adalah bentuk diplomasi paling damai dan berkelanjutan. Dari sinilah lahir saling pengertian dan saling menghargai. Mahasiswa adalah masa depan kita. Mereka akan menjadi duta bangsa di panggung internasional,” jelasnya.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas kerja sama yang terintegrasi.
“Selama ini kerja sama dengan Jepang sudah baik, tapi masih bisa ditingkatkan. Kita perlu memperluas cakupan program, seperti dual degree, riset kolaboratif, dan pengembangan SDM yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, yang hadir secara langsung di Makassar, mengungkapkan rasa senangnya bisa hadir untuk pertama kalinya di Unhas, sekaligus mengapresiasi hangatnya sambutan.
“Hubungan Jepang dan Indonesia bukan hanya hubungan antarpemerintah, tetapi juga hubungan antarmasyarakat, yang dibangun melalui pendidikan dan kolaborasi riset,” tuturnya.
Menurut Yasushi, pemerintah Jepang terus berkomitmen memperluas kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia. Saat ini, lebih dari 30 perguruan tinggi Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan universitas di Jepang.
“Kami ingin memastikan generasi muda kedua negara mendapat kesempatan adil untuk belajar, bertukar ide, dan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Forum seperti ini adalah investasi jangka panjang yang harus terus kita rawat,” pungkasnya.
Gelaran Joint Working Group 2025 ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan bilateral Jepang–Indonesia, tetapi juga membuka peluang luas bagi pertumbuhan kualitas pendidikan tinggi di masa depan, melalui kerja sama yang inklusif dan berorientasi global. (Hikma)