Progres BPJS Kesehatan Meningkat Tajam

  • Bagikan

Capaian Peserta JKN 99 Persen

MAKASSAR, BACAPESAN – Capaian kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Sulawesi Selatan terus menunjukkan tren positif. Hingga pertengahan tahun 2025, tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan di provinsi ini telah menyentuh angka 99 persen.

Hal itu diungkapkan Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IX, dr. Rahmad Asri Ritonga, dalam acara Public Expose Laporan Keuangan dan Pengelolaan Program JKN, Senin (14/7/2025). Ia menyebut bahwa angka ini cukup menggembirakan, bahkan masih melampaui ambang batas Universal Health Coverage (UHC) secara nasional.

“Angkanya cukup bagus karena masih berada di atas 98 persen, meskipun sempat ada pengurangan peserta akibat pendataan ulang Penerima Bantuan Iuran (PBI) oleh Kementerian Sosial,” ujarnya.

Rahmad juga menyoroti progres kerja sama yang semakin luas antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas layanan kesehatan (faskes) di seluruh wilayah Sulsel. Hampir seluruh faskes kini telah terintegrasi dalam sistem layanan JKN.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, dalam laporannya menyampaikan bahwa secara nasional, jumlah kepesertaan JKN pada akhir 2024 telah mencapai 278,1 juta jiwa atau 98,45 persen dari total penduduk Indonesia. Sebanyak 35 provinsi dan 473 kabupaten/kota telah menyandang status UHC.

“Ini adalah hasil gotong royong dan sinergi lintas sektor. Kami ingin memastikan setiap peserta JKN, di mana pun mereka berada, bisa mengakses layanan kesehatan yang adil dan berkualitas,” ujar Ghufron.

Sebagai wujud komitmen pelayanan, BPJS Kesehatan telah menghadirkan BPJS Keliling di 37.858 titik, serta layanan satu atap melalui Mal Pelayanan Publik di 227 titik, menghasilkan lebih dari 1,3 juta transaksi layanan sepanjang tahun 2024.

Perluasan akses layanan kesehatan juga dilakukan melalui kerja sama dengan rumah sakit apung, pengiriman tenaga kesehatan, serta kolaborasi dengan faskes di wilayah-wilayah tertinggal seperti Papua, NTT, dan Maluku.

Transformasi digital juga menjadi kunci kemajuan layanan BPJS Kesehatan. Pengembangan Aplikasi Mobile JKN, layanan PANDAWA (WhatsApp), VIKA (Voice Interactive JKN), dan BPJS Online via Zoom mempermudah peserta mengakses layanan dari mana saja.

“Kami juga menghadirkan layanan telekonsultasi yang sudah dimanfaatkan oleh 17,2 juta peserta di 21.929 FKTP. Fitur i-Care JKN bahkan memungkinkan tenaga medis menelusuri riwayat kesehatan pasien dalam satu tahun terakhir,” jelas Ghufron.

Fasilitas antrean online melalui Mobile JKN kini telah digunakan di lebih dari 22 ribu FKTP dan 3.132 rumah sakit, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi pelayanan.

Hingga akhir 2024, jumlah pemanfaatan layanan JKN tercatat mencapai 673,9 juta kunjungan, atau rata-rata 1,8 juta kunjungan per hari, menandakan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sistem JKN.

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir, menyebut kinerja tahun 2024 sebagai pencapaian strategis menuju fase maturitas JKN. Ia mengapresiasi capaian keuangan BPJS Kesehatan, termasuk predikat Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) dalam audit laporan keuangan, serta membaiknya posisi Aset Bersih Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan.

“Pengawasan ketat dari berbagai pihak memastikan dana publik yang diamanahkan dikelola secara akuntabel dan transparan,” ujar Kadir.

Menurutnya, capaian ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan peningkatan kualitas layanan, kepercayaan publik, serta keberlanjutan program JKN sebagai pilar utama sistem kesehatan nasional. (Hikma)

  • Bagikan