Sekolah Rakyat SMP 24 Gowa Terima 150 Siswa Keluarga Miskin

  • Bagikan

GOWA, BACAPESAN— Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SMP) 24 Gowa secara resmi menerima sebanyak 150 peserta didik baru dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, Senin (24/7/2025). Penerimaan ini merupakan bagian dari program nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.

Sebelum diterima secara resmi, seluruh calon siswa menjalani pemeriksaan administrasi dan kesehatan, sebagai bagian dari proses seleksi untuk memastikan mereka memenuhi kriteria penerima manfaat.

Kepala SMP Rakyat 24 Gowa, Anwar, menyampaikan bahwa siswa yang diterima terdiri dari 98 laki-laki dan 52 perempuan, semuanya merupakan anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi berat.

“Kami ingin memastikan bahwa penerima manfaat adalah anak-anak yang benar-benar membutuhkan. Jika ditemukan siswa yang menderita ISPA atau penyakit kulit, akan kami obati terlebih dahulu sebelum masuk asrama, karena sistem pendidikan di sini berbasis boarding school,” jelas Anwar.

Anwar berharap kehadiran sekolah ini dapat menjadi jalan keluar dari lingkaran kemiskinan, khususnya bagi keluarga miskin ekstrem.

“Biasanya anak dari keluarga sangat miskin tidak punya akses pendidikan. Orang tuanya pemulung, anaknya pun jadi pemulung. Di sinilah kita hadir untuk memutus rantai itu. Pendidikan adalah salah satu kunci keluar dari kemiskinan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Sentra Gau Mabaji, Tommy Heriyanto, menjelaskan bahwa program Sekolah Rakyat ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo untuk membuka akses pendidikan berkualitas secara gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

“Tahap awal kami terima 150 siswa. Mereka akan tinggal di asrama dan seluruh kebutuhan ditanggung negara, mulai dari makan, pakaian, alat sekolah hingga kebutuhan keseharian,” ujar Tommy.

Ia juga menegaskan bahwa orang tua tidak perlu khawatir akan beban biaya pendidikan.

“Tidak ada beban biaya sedikit pun bagi orang tua. Ini adalah pendidikan yang lengkap dan gratis. Tidak ada alasan lagi untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka,” tutupnya.

Program ini diharapkan mampu memberikan kesempatan setara bagi anak-anak kurang mampu untuk meraih masa depan yang lebih baik melalui jalur pendidikan. (*)

  • Bagikan